Pernahkah kamu mendengar istilah grassroot? Pada musim pemilu dan kampanye sekarang, istilah ini kerap kali disebut sejumlah politisi.
Hal ini karena grass root memang memiliki peran yang cukup signifikan dalam dunia perpolitikan dan pemilu.
Artikel ini akan menjelaskan lebih lanjut tentang apa itu grassroot dan bagaimana strategi kampanye politik untuk menjangkaunya.
Apa itu Grassroot?
Secara bahasa, grassroot adalah ‘akar rumput’. Adapun dalam konteks komunikasi politik, grassroot merujuk pada sekelompok orang yang berada di lapisan bawah.
Dilansir dari tirto.id, Indra Bastian dalam buku Akuntansi untuk LSM dan Partai Politik mengartikan akar rumput sebagai orang-orang biasa (bukan pemimpin) dalam suatu organisasi.
Dari sini, dapat disimpulkan bahwa pengertian grassroot adalah kelompok masyarakat biasa, bukan dari pemerintah, elite politik, atau lembaga besar.
Jadi, akar rumput yang dimaksud di sini bisa mencakup kader partai politik di lapisan bawah, rakyat kecil, hingga rakyat jelata.
Dalam beberapa kasus, istilah ini juga bisa digunakan untuk menggambarkan suatu gerakan atau aktivitas yang dikelola oleh masyarakat biasa dengan tujuan untuk menciptakan kebijakan yang lebih inklusif terhadap kebutuhan masyarakat.
Strategi Kampanye Politik untuk Menjangkau Grassroot
Grassroot memiliki peran yang cukup signifikan dalam pemilu. Pasalnya, calon-calon kandidat dalam pemilu yang bisa menjangkau kelompok akar rumput dapat meraih suara yang tinggi.
Pemilihan umum presiden 2014 dan 2019 misalnya, basis akar rumput yang kuat yang dimiliki Jokowi mengantarkannya kepada kemenangan selama 2 kali pemilu.
Nah, berikut beberapa strategi kampanye politik yang dapat dilakukan untuk menjangkau kelompok akar rumput dalam pemilu:
1. Pahami Kebutuhan Masyarakat Lokal
Memahami kebutuhan masyarakat lokal dapat dibilang merupakan salah satu strategi yang efektif dalam menjangkau kelompok akar rumput.
Berkenaan dengan ini, cobalah lakukan interaksi dua-arah dengan mereka, seperti mengadakan diskusi atau pertemuan kelompok. Lalu, dengarkan aspirasi mereka.
Dengan mendalami kebutuhan dan keinginan masyarakat lokal, maka visi-misi dan kampanye yang dirancang pun dapat lebih relevan dan signifikan bagi kelompok tersebut.
Strategi ini juga memungkinkan kandidat politik untuk membangun hubungan yang lebih dekat dengan masyarakat lokal. Selain itu, mereka juga akan merasa lebih dipahami dan diakui kebutuhannya.
2. Lakukan Kampanye Door-to-Door
Meskipun terkesan ketinggalan zaman, nyatanya kampanye door-to-door dengan bertamu langsung ke rumah warga secara personal dapat menjadi strategi menjangkau akar rumput yang efektif.
Dengan melakukan kampanye door-to-door, ini memungkinkan kandidat politik untuk berkomunikasi secara langsung dengan pemilih potensial.
Dalam kampanye jenis ini, kandidat politik pun dapat memperkenalkan diri, melakukan diskusi tentang berbagai isu, hingga mengedukasi masyarakat untuk membuat keputusan dengan bijak.
Sebenarnya, kampanye macam ini kerap menimbulkan pro dan kontra karena dianggap sebagai bentuk gangguan dan membuat masyarakat tidak nyaman.
Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan etika dalam melakukan kampanye macam ini, seperti menghormati privasi mereka dan memberikan mereka kebebasan dalam memilih.
3. Bentuk Kemitraan dengan Organisasi Lokal
Membentuk aliansi atau kemitraan dengan organisasi-organisasi lokal yang ada di masyarakat dapat membantu memperluas jangkauan kampanye, terutama pada kelompok akar rumput.
Sebab umumnya, organisasi lokal memiliki akses ke jaringan yang kuat di antara warganya. Jadi, kampanye yang dilakukan pun dapat lebih mudah mengakses berbagai kelompok masyarakat.
Baca juga: