WRP Indonesia tengah menjadi perbincangan banyak orang di media sosial karena kasus krisis yang menimpanya.
Brand yang berfokus memproduksi produk diet untuk perempuan ini dianggap memperlakukan karyawannya secara tidak adil.
Kasus tersebut pun diperparah oleh tanggapan pihak WRP yang langsung menunjuk kuasa hukumnya untuk menangani hal tersebut.
Untuk penjelasan selengkapnya, yuk simak penjelasan lengkap tentang awal mula kasus krisis WRP Indonesia berikut ini beserta apa yang bisa kita pelajari!
Apa itu WRP Indonesia?
PT Wajah Rejuvenasi Indonesia atau yang biasa dikenal dengan nama WRP Indonesia adalah perusahaan FMCG yang berfokus menyediakan produk diet sehat untuk perempuan.
WRP sendiri merupakan sister brand dari Nutrifood yang pertama kali merilis produknya pada tahun 1991. Pada tahun 2020, barulah WRP berubah status menjadi PT.
Awal Mula Kasus Krisis WRP Indonesia
Pada 20 November 2023, sebuah akun X (Twitter) dengan username @xyliaxylio membuat thread yang berisi kisahnya diperlakukan tidak adil oleh kantor tempatnya bekerja.
Ia mengaku diturunkan dari posisinya sebagai karyawan tetap menjadi freelance oleh owner brand tersebut setelah ia mengajukan cuti hamil selama 7 bulan.
Pemilik akun @xyliaxylio menulis hal tersebut bermula dari sang owner yang tiba-tiba ingin memeriksa hasil desain konten untuk dipublikasikan di media sosial. Padahal, yang biasa memeriksa kelayakan tayang adalah konsultan desain.
Ketika dilakukan pengecekan, sang owner merasa bahwa desain yang dibuat kurang sesuai. Ia kemudian menyuruh karyawan tersebut untuk melakukan revisi pada beberapa elemen desain.
Akan tetapi, desain tersebut telah dipublikasikan di media sosial brand. Sang owner pun kemudian mengatakan tidak apa-apa karena sudah terlanjur tayang.
Pemilik akun @xyliaxylio berpikir bahwa masalah tadi sudah clear. Akan tetapi tiba-tiba, sang owner menganggap bahwa karyawan tersebut tidak menuruti perintahnya.
Akhirnya, masalah tersebut pun berlanjut pada penurunan posisinya dari karyawan tetap menjadi freelance. Sang owner juga mengatakan jika ada kesalahan lain, maka karyawan tersebut akan di-cut total.
Awalnya, pemilik akun @xyliaxylio tidak mengungkap nama perusahaan tempatnya bekerja dalam thread-nya itu.
Akan tetapi, seorang netizen di kolom komentar berhasil menemukan nama perusahaan berkat hints kecil pada isi thread, dan diketahuilah bahwa perusahaan tersebut adalah WRP Indonesia.
Hingga artikel ini dibuat, sudah ada 2,3 juta penayangan untuk thread yang dibuat oleh akun @xyliaxylio tersebut, dengan total 13 ribu likes, 6,7 ribu repost, dan 330 komentar.
Tanggapan WRP Indonesia dalam Menangani Krisis
Bagaimana tanggapan WRP Indonesia dalam menghadapi isu mengenai dugaan perlakuan tidak adil pada karyawan yang sedang ramai tersebut?
Pada 24 November 2023, selang 4 hari setelah thread dibuat, WRP Indonesia mengunggah sebuah press release melalui akun Instagramnya, @wrpdiet_officiel.
Dalam rilisan tersebut, WRP mengungkap bahwa pihaknya akan menunjuk kuasa hukum untuk menyelesaikan kegaduhan yang ada dengan baik dan benar.
Sontak, hal ini ramai mendapat kritik dari netizen. Banyak yang menilai bahwa itu merupakan langkah PR yang salah dalam menanggapi suatu isu.
Misalnya, akun @txtfrombrand menyebarkan tangkapan layar press release dari WRP dan memberikan komentar “langsung pake lawyer 😩”
Ada juga netizen lain yang mengaku mendapat direct message di Instagram dari tim legal WRP karena memberikan komentar negatif pada unggahan WRP tersebut.
Tentunya, hal ini pun makin berdampak pada peningkatan citra negatif perusahaan di hadapan khalayak. WRP kini dinilai sebagai brand yang bukannya rejuvenasi perempuan, tetapi malah memperlakukan perempuan dengan buruk.
Jadi, bukannya menyelesaikan masalah sebelumnya, isu tersebut malah berubah menjadi krisis akibat manajemen isu yang buruk.
Apa yang Bisa Kita Pelajari dari Kasus Krisis WRP Indonesia?
Kasus krisis yang menimpa WRP Indonesia dapat menjadi pelajaran berharga bagi brand untuk menangani isu dengan baik.
Berikut beberapa pelajaran yang bisa kita ambil dari kasus krisis di atas:
1. Terapkan Prinsip “Consumer-First“
Salah satu prinsip yang kerap dilupakan dalam crisis management adalah memprioritaskan konsumen. Untuk kasus WRP ini, anggaplah bahwa karyawan yang merasa dirugikan merupakan konsumen juga.
Kunci dari memprioritaskan konsumen adalah bersikap empati terhadap keluhan yang diberikan. Akui kesalahan dan minta maaflah, hindari denial dengan melakukan pembelaan.
2. Tanggapi Isu dengan Sigap
Hal penting lainnya yang harus dilakukan adalah segera tanggapi isu atau krisis dengan sigap dan cepat, setidaknya 24 jam setelah isu atau krisis terjadi.
Sebab, 24 jam pertama adalah waktu yang krusial agar isu atau krisis tidak berkembang semakin parah dan mengakibatkan kerugian yang lebih besar pada perusahaan.
Banyak perusahaan yang tidak mengindahkan ketika suatu isu muncul dan berpikir bahwa masalah tersebut adalah hal yang sepele. Alhasi, isu pun makin membesar.
Padahal, apa pun masalahnya, sudah menjadi kewajiban perusahaan untuk selalu menanggapinya dengan sigap dan serius.
3. Hindari Memilih Jalur Hukum sebagai Langkah Awal
Kesalahan paling fatal yang dilakukan tim WRP dalam merespon isu adalah penunjukan kuasa hukum untuk menangani kasus tersebut.
Padahal, kasus di atas bisa segera clear jika tim WRP bisa menyelesaikannya dengan hanya menyangkut pihak internal.
Sebaiknya, langkah pertama yang dilakukan adalah menyelesaikan masalah secara kekeluargaan terlebih dahulu, alih-alih langsung memilih jalur hukum.
Pasalnya, jalur hukum dapat dianggap sebagai ancaman terhadap pihak yang mengkritik atau menyoroti isu tersebut.
4. Jangan Overreacting
Hindari overreacting dalam dalam crisis management karena hal ini dapat membawa risiko serius bagi reputasi dan kredibilitas perusahaan.
Dalam pemaparan sebelumnya, disebutkan bahwa tim legal perusahaan WRP membalas komentar netizen melalui DM Instagram.
Ini merupakan sikap yang fatal dan malah membuat masalah semakin membesar ke mana-mana. Kini, bukan hanya pembuat thread di X yang terlibat, tetapi netizen yang ditanggapi melalui DM Instagram juga.
Tak hanya itu, hal tersebut juga dapat memberi kesan bahwa perusahaan tidak memiliki kendali atau tak mampu mengelola krisis dengan bijak.
5. Buat Tim Khusus
Pembentukan tim khusus yang terdiri dari berbagai departemen, termasuk tim PR, media sosial, hukum, dan departemen lain yang perlu terlibat seperti HR, merupakan strategi manajemen krisis yang juga perlu dilakukan.
Pembentukan tim khusus ini berfungsi untuk memastikan adanya koordinasi yang baik pada perusahaan agar dapat menghasilkan respon yang efektif dan konsisten.
⠀⠀⠀
Demikianlah penjelasan lengkap mengenai latar belakang kasus krisis WRP Indonesia hingga pelajaran crisis management yang bisa kita ambil.
Menghadapi isu atau krisis secara bijak memang memerlukan kehati-hatian. Jangan sampai apa yang dilakukan malah makin memperkeruh suasana.
Jadi, apabila perusahaan atau tim corporate communication kesulitan dalam merencanakan strategi manajemen krisis yang tepat atau membutuhkan perspektif baru dalam menanganinya, jangan ragu untuk meminta bantuan konsultan PR di bidang crisis dan issue management.
Nantinya, konsultan PR akan memberikan saran yang sesuai dengan isu perusahaan mengenai langkah-langkah yang sebaiknya diambil.
Nah, jika perusahaanmu membutuhkannya, BRIEFER bisa hadir membantu. BRIEFER merupakan platform kerja yang memiliki berbagai spesialis berpengalaman di bidang PR.
Kami telah dipercaya sejumlah perusahaan terpercaya di Indonesia dalam menangani isu dan krisis.
Jika kamu tertarik, segera kunjungi laman web BRIEFER atau hubungi kami melalui email hello@briefer.id, ya!
⠀⠀⠀
⠀⠀⠀
Baca juga: