Pada tahun 2000, Bill Kovach dan Tom Rosenstiel menyusun sebuah buku yang berjudul “The Elements of Journalism: What Newspeople Should Know and the Public Should Expect”. Seperti namanya, mereka menulis apa saja 9 elemen jurnalisme yang perlu dijadikan landasan bagi para jurnalis saat memproduksi berita.
Kesembilan elemen jurnalisme tersebut memiliki urgensi tinggi untuk diketahui, terutama bagi kamu yang ingin terjun dalam dunia jurnalistik.
Apalagi, di era digital saat ini, banyak media yang memproduksi berita dengan hanya mementingkan trafik dan mengikuti permintaan pasar, alih-alih lebih berfokus pada pemberian informasi yang terpercaya serta mengedukasi.
Oleh karena itu, adanya 9 elemen jurnalisme ini bisa dijadikan bekal untuk menjadi jurnalis di era digital. Yuk, simak uraian berikut sampai habis!
9 Elemen Jurnalisme dan Contohnya
Adapun sembilan elemen jurnalisme dan contohnya yang perlu kamu pahami adalah sebagai berikut:
1. Kebenaran Pertama dari Jurnalisme adalah Kebenaran
Elemen jurnalisme yang pertama adalah kewajiban para jurnalis untuk selalu menyampaikan kebenaran pada berita yang disampaikannya tanpa adanya kepentingan tertentu.
Jadi wartawan pun dituntut harus selalu menulis berita yang jujur, objektif, dan terdapat fakta kuat yang mendukungnya.
Misalkan contohnya, dalam penulisan berita, ada proses verifikasi terlebih dahulu apakah informasi yang akan disampaikan benar atau tidak.
Apalagi, di zaman berkembangnya internet saat ini, ada banyak sekali informasi hoax yang bertebaran, sehingga jurnalis tidak boleh sembarang mempercayai apa yang diterimanya.
Meskupun begitu, berita yang disampaikan pun tidak sekadar berfokus pada akurasi, tetapi juga kebenaran praktis dan fungsionalnya.
2. Loyalitas Pertama dari Jurnalisme adalah Kepada Warga
Perusahaan media dituntut untuk melayani kepentingan banyak pihak, mulai dari partai politik, pemilik saham, pengiklan, hingga lembaga komunitas.
Akan tetapi, berdasarkan salah stau dari 9 elemen jurnalisme menurut Bill Kovach, jurnalisme harus selalu memiliki loyalitas yang utama kepada warga atau masyarakat.
Dengan demikian, wartawan harus menyajikan berita atau informasi yang akurat, berimbang, dan relevan, serta menjadikan masyatarakat sebagai prioritas utama.
Mereka juga harus menghindari adanya konflik kepentingan dan bias yang nantinya dapat berdampak negatif pada masyarakat.
Misal contohnya, dalam menulis berita tentang demo para buruh di perusahaan X karena adanya kecelakaan kerja, seorang jurnalis harus menyajikan informasi yang sekiranya berpihak pada warga, dalam hal ini para buruh.
3. Esensi Jurnalisme adalah Disiplin Verifikasi
Seperti yang telah disebutkan di atas, harus ada proses verifikasi yang dilakukan wartawan sebelum memproduksi sebuah berita atau informasi.
Verifikasi merujuk pada upaya pemeriksaan kebenaran tentang sebuah informasi kepada pihak-pihak yang terlibat di dalamnya.
Proses verifikasi mencakup memeriksa data, mengonfirmasikan informasi, dan mencari buki tambahan yang dapat memastikan keakuratan berita.
Apabila memungkinkan, jurnalis juga dapat melakukan wawancara dengan sumber pertama atau kepada para ahli untuk memverifikasi keakuratan sebuah informasi.
Baca juga: Istilah-Istilah yang Perusahaan Perlu Tahu Sebelum Wawancara Dengan Jurnalis
4. Para Praktisi Jurnalisme Harus Menjaga Independensi dari Siapapun yang Diliput
Independensi merupakan salah satu aspek dari 9 elemen jurnalisme yang juga perlu dipegang oleh para jurnalis. Prinsip ini merujuk pada keharusan sebuah jurnalis untuk selalu melaporkan berita tanpa adanya pengaruh yang dapat membiaskan informasi yang disampaikan.
Dengan demikian, para jurnalis harus memastikan bahwa mereka tidak memihak kepada siapa pun kecuali kepentingan rakyat.
Ini juga meliputi ketidakberpihakan mereka pada suatu ideologi, politik, atau kelompok tertentu yang membuat berita yang diproduksinya menjadi berat sebelah.
Seperti contohnya, dalam meliput berita tentang pemilihan umum di Indonesia, jurnalis harus menjauhkan diri dari dukungan atau afiliasi partai tertentu.
5. Jurnalisme Harus Berfungsi sebagai Pemantau Kekuasaan yang Independen
Jurnalisme harus memiliki fungsi dan kapasitas sebagai pengawas atau pemantau kekuasaan, dalam hal ini yaitu pemerintah sebagai pembuat kebijakan di suatu negara.
Dengan demikian, jurnalisme harus bersikap kritis terhadap segala tindakan pemerintah, mencakup pembuatan kebijakan dan pengelolaan sumber daya.
Selain itu, jurnalisme juga dapat membantu mengungap penyalahgunaan kekuasaan, korupsi, atau tindak pelanggaran HAM yang dilakukan pejabat pemerintah.
6. Jurnalisme Harus Menyediakan Ruang bagi Publik untuk Saling Kritik dan Menemukan Kompromi
Jurnalisme yang berkualitas juga harus menyediakan sebuah forum atau ruang untuk masyarakat agar bisa saling berdiskusi, mengkritik, dan mencari solusi atas isu-isu tertentu.
Elemen jurnalisme yang satu ini dapat mencerminkan peran media dalam mendukung proses demokrasi di suatu negara dan dapat mendorong warga untuk berpartisipasi dalam pembuatan keputusan.
Contoh konkret dari hal ini adalah adanya debat publik mengenai kebijakan pemerintah yang kontroversial, seperti disahkannya sebuah undang-undang.
7. Jurnalisme Harus Berupaya Menyajikan Berita yang Menarik dan Relevan
Elemen jurnalisme yang selanjutnya adalah perlunya seorang jurnalis untuk selalu menyajikan berita yang relevan dengan khalayak, tetapi tetap menarik untuk dibaca.
Dengan demikian, para jurnalis dituntut untuk memiliki kemampuan menulis, riset, analisis, dan kreativitas yang baik.
Contoh dari elemen jurnalisme yang satu ini adalah dalam menulis sebuah berita, jurnalis harus bisa menetapkan judul dan gaya penceritaan yang menarik diiringi dengan adanya foto atau grafik untuk menyajikan data.
8. Jurnalisme Wajib Memastikan Berita yang Diproduksi Komprehensif dan Proporsional
Elemen jurnalisme selanjutnya adalah memastikan bahwa berita yang diproduksi komprehensif dan proporsional. Dalam hal ini, para jurnalis harus menulis berita dengan memasukkan semua unsur 5W+1H, yaitu what, where, when, who, dan how.
Contohnya, saat menulis berita tentang kecelakaan, beberapa aspek yang harus diikutsertakan adalah:
- Who: Siapa yang terlibat dalam kecelakaan?
- What: Apa yang terjadi dalam kecelakaan tersebut?
- When: Kapan kecelakaan tersebut terjadi?
- Where: Di mana kecelakaan tersebut terjadi?
- Why: Mengapa kecelakaan tersebut bisa terjadi?
- How: Bagaimana kecelakaan tersebut terjadi (detail peristiwanya)?
Baca juga: Kekuatan Storytelling Dalam Jurnalistik – Insight dari Limited Series Inventing Anna
9. Para Praktisi Jurnalisme Wajib Menggunakan Hati Nurani Pribadi Mereka
Seluruh jurnalis tentunya harus mempunyai rasa tanggung jawab personal dan pegangan moralnya masing-masing. Ini mengacu pada pentingnya kejujuran, integritas, dan tanggung jawab moral tiap individu dalam menjalankan profesi jurnalismenya.
Misalnya, ketika seorang jurnalis dihadapkan dengan konflik kepentingan yang ingin mengganggu kebenaran berita yang disampaikan, maka ia harus menggunakan hati nuraninya untuk membuat keputusan yang benar.
10. Warga juga Punya Hak dan Tanggung Jawab pada Hal-Hal yang Berkaitan dengan Berita
Dalam perkembangannya, Bill Kovach dan Tom Rosenstiel menambahkan satu lagi elemen jurnalisme, yaitu penekanan pada adanya hak dan tanggung jawab warga.
Dalam hal ini, warga juga mempunyai hak dan tanggung jawab pada hal-hal yang berkaitan dengan berita. Ini mencakup hak mereka untuk memperoleh informasi yang akurat, menyuarakan pendapat tentang suatu isu, dan hak atas informasi pribadi mereka.
Selain itu, mereka juga bertanggung jawab untuk berpartisipasi aktif dalam proses demokrasi dan menghindari diri untuk melakukan penyebaran informasi yang tidak benar.
Itulah dia penjelasan lengkap mengenai 9 elemen jurnalisme menurut Bill Kovach beserta contohnya yang perlu kamu ketahui.
Jika ingin membaca insight lain seputar ilmu komunikasi, yuk kunjungi website Stories from BRIEFER sekarang juga dan nantikan terus update artikel lainnya!