Pepatah mengatakan bahwa mempertahankan lebih sulit dibandingkan mendapatkan. Sama halnya ketika seorang PR menjaga hubungannya dengan media. Tentunya, butuh perjuangan yang lebih besar agar hubungan yang dibangun menjadi semakin langgeng. Hal paling mendasar yang dapat dilakukan adalah memahami hal-hal yang disukai dan tidak disukai.
Penasaran apa saja hal-hal yang disukai dan tidak disukai oleh media? Simak artikel ini hingga selesai ya!
Hal-Hal yang Disukai
Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan PR untuk mempermudah pekerjaan media:
- Kemudahan Akses Terhadap Informasi
Akses mudah terhadap segala informasi dapat mempermudah media dalam menulis publikasi. PR juga dapat memberikan akses kepada media apabila mereka ingin melakukan wawancara kepada CEO atau pihak lainnya untuk memperkaya hasil tulisan mereka.
- Ketepatan Waktu Terhadap Deadline
Setiap harinya, pihak media memiliki deadline yang padat. Oleh karena itu, apabila perusahaan tidak tepat waktu dalam mengerjakan permintaan media, maka hasil publikasi pun beresiko terlambat untuk dipublikasikan.
- Menyajikan Informasi yang Komprehensif
Informasi dalam hal ini juga berkaitan dengan ketersediaan data, foto atau video pendukung untuk menulis artikel. Apabila informasi yang diberikan tidak lengkap, maka sulit pula bagi media untuk memberikan hasil tulisan yang memuaskan.
- Nomor Kontak yang Aktif
Kontak PR yang aktif dan fast respond dapat membantu media mendapatkan berbagai informasi yang dibutuhkan. Hal ini, dapat membantu mempercepat kegiatan publikasi karena semua kebutuhan media terpenuhi dengan baik.
Hal-Hal yang Tidak Disukai
Berikut beberapa hal yang jangan sampai dilakukan oleh PR ketika mempertahankan hubungannya dengan media:
- Memaksakan kehendak
Taking “no” for an answer. Memang publikasi menjadi penting bagi perusahaan. Namun, apabila media tidak merespon email-mu dalam beberapa waktu maka maknai itu sebagai sebuah penolakan. Follow-up bisa dilakukan hanya untuk memastikan mereka telah menerima email yang kamu kirimkan dan bukan untuk bertanya kenapa rilis kamu belum dipublikasikan.
- Penulisan Materi yang Hardselling
Tulisan yang dianggap buruk bagi seorang jurnalis adalah tulisan yang kontennya seperti iklan, terlalu banyak jargon, informasinya tidak lengkap, tidak ada data atau angka, serta tidak ada insight menarik dan baru.
- Shotgun Distribution
Apabila sebuah perusahaan memutuskan untuk mengirimkan rilis yang banyak dalam satu waktu kepada media, maka media akan kebingungan untuk memilih informasi yang relevan dan menarik. Mengirimkan rilis terlalu banyak dalam satu hari juga beresiko membuat informasi penting menjadi terlewatkan untuk dipublikasikan.
- Permintaan Berlebihan
Jangan membuat permintaan berlebih kepada pihak media sesaat setelah mengirimkan rilis, terutama soal angle penulisan. Sebab, menentukan angle penulisan merupakan tugas media karena mereka lebih memahami sifat dan preferensi pembaca. Request angle penulisan baru dapat dilakukan apabila artikel ingin diterbitkan dalam advertorial.
Sekarang sudah tahu kan caranya. Jangan lupa untuk diterapkan ya! Mau tahu insight lainnya seputar dunia komunikasi? Yuk, kunjungi laman Stories From Briefer dan nantikan update lainnya. See you!