Experiential Marketing: Ketika Pengalaman Personal Mengalahkan Pesan Iklan

Briefee lebih percaya iklan atau pengalaman sendiri kalau misalnya mau beli sesuatu?

Pastinya pengalaman kan. Pesan iklan kini tak lagi memiliki kemampuan untuk mempersuasi seseorang dalam melakukan pembelian. Hal ini disebabkan oleh perubahan karakteristik masyarakat yang cenderung memberikan stigma negatif terhadap iklan. 

Orang-orang mulai menganggap bahwa iklan cenderung melebih-lebihkan dan tidak sesuai dengan realita. Hal inilah yang akhirnya turut memberikan dampak terhadap kemunduran efek iklan. 

Ada 1 teknik yang bisa dipakai oleh pemasar untuk mengatasi hal ini, yakni experiential marketing. Ingin tahu lebih lanjut? Yuk, simak artikel ini sampai selesai ya!

Apa Sih Yang Dimaksud Dengan Experiential Marketing?

Tribe’s Managing Director, Chris Russel dalam Marketing Week menyatakan bahwa sebanyak 48% orang lebih memilih mencoba sebuah produk baru (mendapatkan pengalaman) sebelum memutuskan untuk membeli produk tersebut. Hal ini bisa dicapai apabila brand memanfaatkan experiential marketing

Dalam experiential marketing pembentukan pengalaman positif menjadi hal utama yang harus dicapai. Oleh sebab itu, experiential marketing dapat diartikan sebagai sebuah strategi pemasaran yang membuat brand dapat menawarkan pengalaman nyata kepada pelanggan guna membantu mereka dalam mengambil keputusan pembelian. Apabila berhasil, strategi marketing ini mampu menanamkan pandangan positif di benak pelanggan sekaligus meningkatkan reputasi baik dan loyalitas pelanggan.

Strategi ini juga dapat disebut sebagai event marketing karena pada dasarnya teknik eksekusinya berorientasi pada peluncuran event. Namun, ada beberapa teknik lain dalam mengeksekusi experiential marketing seperti workshop, pameran, hingga pengalaman imersif yang memanfaatkan Augmented Reality (AR)

Plus Point Penerapan Experiential Marketing

Beberapa plus point yang bisa didapatkan oleh brand apabila menerapkan experiential marketing, adalah sebagai berikut:

  • Loyalitas pelanggan
  • Meningkatkan brand awareness terutama untuk brand baru
  • Kesempatan menjadi viral 
  • Mampu berinteraksi secara real-time dengan pelanggan
  • Peningkatan konektivitas dengan pelanggan
  • Mendapatkan berbagai data krusial pelanggan untuk kebutuhan marketing

Contoh Experiential Marketing

  1. Warner Bros Pictures: Barbie Movie Selfie Generator 

Inilah contoh dari penerapan pengalaman imersif sebagai salah satu teknik eksekusi experiential marketing. Dengan mengunjungi website BarbieSelfie.ai, kita akan diajak untuk menginterpretasi diri kita sebagai salah satu bagian dari Barbie. Kita juga bisa bernostalgia sambil merasakan kembali pengalaman masa kecil ketika bermain dengan produk Barbie. Euforia dari penginterpretasian diri ini sukses membangun word-of-mouth yang mendorong penjualan tiket film Barbie. 

  1. Wardah Virtual Make Up Try On

Tampilan Virtual Makeup Try On Wardah

Selain dari Barbie, Wardah juga menggunakan AI dalam mengeksekusi strategi experiential marketing mereka, yaitu melalui website https://www.wardahbeauty.com/id/vto/makeup. Ada berbagai produk make up yang bisa dicoba, mulai dari lipstick, lipgloss, lipcream, blush on, eyeliner, hingga eyeshadow

Adanya fitur ini, pelanggan dimudahkan untuk membeli produk yang sesuai dengan kulit mereka. Sehingga, mereka tidak akan takut salah pilih warna produk dan kehigienisan pada saat testing produk juga tetap terjaga. 

  1. Traveloka Travel Fair 2024

Traveloka Travel Fair 2024, AEON Mall BSD

Melalui event ini, pelanggan Traveloka bisa merasakan langsung kenyamanan dan promo besar-besaran yang ditawarkan oleh Traveloka. Bagi pengguna pertama, event ini dapat menjadi sesuatu yang memorable sehingga kedepannya ketika mereka ingin berpergian, mereka akan mengingat Traveloka sebagai salah satu platform untuk membeli tiket. Sedangkan, untuk pelanggan yang sudah pernah menggunakan Traveloka, event ini menjadi sarana untuk apresiasi pelanggan karena tetap loyal menggunakan Traveloka.

Meskipun sulit dan membutuhkan budget yang lumayan, tapi strategi ini dapat memberikan warna baru dalam memunculkan marketing yang menyenangkan di mata pelanggan. Jadi, boleh dicoba nich Briefee!

Mau tahu insight lainnya seputar dunia komunikasi? Yuk kunjungi laman Stories From Briefer dan nantikan update lainnya. See you!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *