Briefee suka sebel ga sih kalau liat iklan? Apalagi pas lagi asik scroll sosmed. Kalau jawaban Briefee iya, berarti hal ini cukup membuktikan bahwa saat ini iklan mulai kurang diperhatikan dan seringkali mendapatkan sentimen negatif dari penonton. Belum lagi biaya produksi iklan seringkali memakan budget yang besar.
Oleh karena itu, muncul teknik baru dengan budget yang efisien dan efektifitasnya sama dengan iklan, yaitu Marketing Public Relation. Yuk, kita bahas!
Apa Itu Marketing Public Relations?
Konsep Marketing Public Relation pertama kalinya dicetuskan oleh Thomas L. Harris dalam bukunya yang berjudul “Marketers Guide to Public Relations”. Harris menjelaskan bahwa kegiatan marketing public relation merupakan sebuah sekumpulan kegiatan yang mencakup perencanaan dan evaluasi terhadap program guna mendorong orang-orang untuk melakukan pembelian.
Sederhananya, MPR juga dapat diartikan sebagai sebuah strategi penggabungan antara kegiatan marketing dengan public relations yang bertujuan untuk menjalin relasi baik dengan publik, sekaligus meningkatkan persepsi brand di mata publik.
Taktik dan Penerapan Marketing Public Relations
Ada beberapa teknik yang dapat dipakai dalam kegiatan MPR, diantaranya adalah sebagai berikut:
- Endorsement
Endorsement merupakan kegiatan pemasaran dengan menggunakan tokoh-tokoh terkenal yang memiliki kredibilitas dan kemampuan persuasif yang tinggi di mata publik. Perubahan psikografis konsumen yang lebih percaya dan membutuhkan testimoni daripada janji membuat konsumen lebih mudah dipersuasi oleh influencer dibandingkan brand.
Salah satunya contohnya adalah Skintific. Dengan menggunakan endorsement Tasya Farasya yang merupakan seorang beauty influencer ternama, Skintific berhasil menjadi skincare yang cukup viral dan ramai diperbincangkan di publik.
Selain berhasil meraup untung yang cukup besar, Skintific juga mendapatkan berbagai publikasi gratis karena bisa menjadi skincare rekomendasi Tasya Farasya. Berikut beberapa contoh publikasinya:
- Sponsorship
Sponsorship biasanya akan melibatkan pertukaran barang / jasa yang bernilai kepada penerima sponsor dan sebagai balasannya pemberi sponsor akan mendapatkan branding, exposure, dan pengakuan merek dari audiens.
Sponsorship juga dapat menjadi salah satu alternatif promosi bagi brand yang memiliki keterbatasan dalam beriklan menggunakan media massa, seperti contoh dibawah ini.
Djarum dikenal sebagai brand rokok yang memiliki keterbatasan beriklan menggunakan media massa. Lalu, apakah mereka tidak akan mendapatkan exposure? Oh tentu tidak, mereka tetap akan mendapatkan publikasi dan exposure dari media, tapi caranya adalah dengan mengikuti event atau sponsorship seperti pada gambar diatas dan bukan dari iklan.
- Word of Mouth
Word of mouth merupakan strategi mempromosikan brand dari mulut ke mulut. Melalui WoM, brand akan banyak dibicarakan oleh publik yang membuat awareness dan kredibilitas brand ikut meningkat.
Salah satu contohnya adalah Secondate. Pada saat pertama kali launching, Secondate menggunakan teknik Word of Mouth dengan cara meletakkan logo Secondate pada tempat yang tidak lazim. Karena dianggap unik, berbagai influencer juga ikut mempublikasikan hal ini yang menyebabkan awareness brand ikut meningkat.
Media juga ikut meliput hal ini yang akhirnya membuat Secondate semakin banyak diperbincangkan oleh publik.
Sebenarnya, semua teknik kegiatan marketing dapat diaplikasikan pada strategi MPR. Namun, orientasi utamanya bukan pada sales, melainkan publikasi gratis dari media yang dapat berperan sebagai tools promosi brand.
Mau tahu insight lainnya seputar dunia komunikasi? Yuk kunjungi laman Stories From Briefer dan nantikan update lainnya. See you!