Apa itu Echo Chamber? – Arti, Penyebab, Contoh, dan Dampaknya

women and men talking by looking to her phone echo chamber

Pernahkah kamu mendengar tentang apa itu echo chamber? Di era berkembangnya dunia digital saat ini, fenomena tersebut terus menguat.

Artikel ini akan memberikan pemahaman echo chamber, mulai dari pengertian, penyebab, dampak, hingga contoh dan cara menghindarinya. Yuk, simak!

Apa itu Echo Chamber?

Pengertian echo chamber adalah suatu fenomena yang terjadi ketika seseorang terus-menerus terpapar suatu opini atau informasi yang sejalan dengan pandangan dan keyakinannya sendiri.

Keadaan ini menyebabkan mereka pun enggan untuk mendengar pandangan orang lain yang tidak sejalan atau bertentangan dengan keyakinannya.

Dalam konteks media sosial, fenomena ini biasanya terjadi ketika seseorang hanya terhubung dengan sumber informasi atau orang-orang yang memperkuat pandangannya sendiri.

Jadi, ia pun hanya akan mengonsumsi, memberi komentar, dan membagikan informasi yang memang sesuai dengan pandangannya.

Hal ini akan menghasilkan sebuah lingkungan di mana opini dan pandangan yang sama tersebut diperkuat secara berulang.

Penyebab Echo Chamber

Echo chamber dapat disebabkan oleh sejumlah faktor, di antaranya adalah sebagai berikut.

1. Selektif dalam Memilih Informasi

Sifat alamiah manusia membuat semua orang cenderung untuk mencari informasi yang memang sudah sejalan dengan pandangan mereka, baik sadar maupun tidak.

Hal inilah yang membuat terbentuknya kelompok-kelompok masyarakat yang masing-masing anggotanya cenderung memiliki sudut pandang serupa.

2. Algoritma Media Sosial

Tak dapat dipungkiri bahwa salah satu penyebab echo chamber di dunia yang serba digital ini adalah akibat dari algoritma media sosial, mulai dari Instagram, TikTok, hingga X (Twitter).

Pasalnya, algoritma media sosial saat ini bekerja dengan memberikan konten yang kita dan orang-orang di sekitar sukai.

Mungkin kamu pernah merasakannya juga. Saat sedang menyukai sebuah program televisi misalnya, kamu akan mencari akun media sosial yang membahas program televisi tersebut.

Alhasil, seterusnya, konten-konten di linimasa media sosialmu akan terus menampilkan topik serupa. Beginilah algoritma saat ini.

Namun, dampaknya, hal ini membuat kita terkurung dalam lingkungan dengan preferensi yang sama, membuat kita sulit menerima ‘outsider‘ atau orang-orang yang berbeda pandangan dengan kita.

3. Bias Confirmation

Kamu pasti tahu istilah ‘cocoklogi’, bukan? Nah, inilah yang disebut dengan bias konfirmasi.

Pada intinya, bias konfirmasi adalah kecenderungan orang untuk mencari bukti yang dapat mendukung kepercayaannya, dengan mengabaikan bukti lain yang tidak sejalan.

Alhasil, ia pun juga akan cenderung untuk mencari, mengonsumsi, dan membagikan informasi yang dapat menguatkan pandangannya sendiri.

Hal ini pun membuatnya akan cenderung untuk terus terisolasi dalam lingkungan yang memiliki sudut pandang serupa, sehingga terbentuklah echo chamber.

Dampak Buruk Echo Chamber

Terisolasinya orang-orang dengan pandangan yang serupa tentunya memiliki efek negatif, terutama bagi keberlangsungan demokrasi. Berikut penjelasannya.

1. Terjadi Polarisasi

Dampak utama terjadinya echo chamber adalah peningkatan polarisasi di antara masyarakat, misalnya dalam dunia politik, agama, dan suku.

Polarisasi merupakan keadaan ketika adanya dua kelompok yang memiliki pandangan yang sangat berbeda. Efeknya, akan sering terjadi ketidaksepakatan, ketegangan, hingga konflik sosial.

2. Penurunan Kualitas Diskusi dan Pemahaman Publik

Saat masyarakat cenderung terus-menerus terpapar sudut pandang serupa, mereka akan sulit untuk mau memahami perspektif lain.

Hal ini membuat kualitas diskusi dan pemahaman publik pun menurun, serta dapat menghambat kemampuan masyarakat untuk merumuskan solusi yang efektif terhadap suatu isu.

Contoh Echo Chamber di Indonesia

Contoh echo chamber sebenarnya banyak dirasakan dalam kehidupan sehari-hari, apalagi berkat kehadiran media sosial saat ini.

Apakah kamu memiliki grup WhatsApp bersama orang-orang yang memiliki pandangan dan opini serupa denganmu terhadap sesuatu?

Dalam grup tersebut, masing-masing anggota akan cenderung terpapar informasi yang hanya memperkuat keyakinannya sendiri, sementara pendangan yang bertentangan akan diabaikan.

Alhasil, orang-orang dalam kelompok tersebut pun akan percaya bahwa pendapat dan keyakinan mereka lah yang paling benar. Situasi inilah yang disebut echo chamber.

Cara Menghindari Echo Chamber

Terkadang, banyak orang yang tidak menyadari bahwa seseorang terjebak dalam lingkungan yang terlalu terpolarisasi.

Oleh karena itu, langkah pertama yang penting untuk dilakukan terlebih dahulu adalah mengidentifikasi apakah kamu terjebak di dalamnya.

Berkenaan dengan ini, cobalah renungkan, apakah interaksi yang selama ini kamu lakukan hanya terbatas pada orang yang memiliki pandangan serupa?

Jika iya, ada beberapa hal yang dapat kamu lakukan untuk menghindarinya, yaitu:

  1. Membaca berita dari sumber-sumber yang berbeda agar bisa memperoleh sudut pandang yang beragam
  2. Bersikap open-minded terhadap opini atau pemikiran baru, serta bersedia memikirkan kembali pendapat sendiri apabila terhadap bukti yang bersebrangan dengan opini kita
  3. Selalu check dan re-check setiap informasi yang diperoleh sebelum mempercayainya
  4. Aktif berdiskusi dan berinteraksi dengan orang lain, terutama yang memiliki perbedaan pendapat

Demikianlah uraian lengkap tentang apa itu echo chamber, mulai dari arti, penyebab, dampak, hingga contoh dan cara menghindarinya.

Pada intinya, yang dimaksud dengan echo chamber adalah situasi ketika seseorang terjebak dalam lingkungan yang terpolarisasi dan enggan melihat perbedaan perspektif.

Setelah kamu memahami mengenai konsep yang satu ini, pastikan untuk lebih bijak lagi dalam mengolah informasi di media sosial, ya!

Apabila kamu tertarik membaca insight lain seputar efek media massa atau ilmu komunikasi, yuk kunjungi website Stories from BRIEFER!

Baca juga: