Pernahkah kamu melihat iklan sebuah produk yang ditayangkan di layar videotron lebar saat sinetron kesayanganmu sedang mengudara seperti ini?
Atau saat kamu sedang melihat oppa-oppa kesayanganmu di sebuah drama Korea, tiba-tiba ada suatu produk yang digunakan sang aktor dengan nama brand yang ditampakkan secara gamblang kayak gini?
Yup, contoh di atas merupakan bagian dari praktek product placement. Product Placement merupakan teknik periklanan di mana produk atau layanan dari sebuah brand ditampilkan di media massa seperti film, serial TV, hingga video games yang menargetkan khalayak besar. Product placement juga dikenal sebagai “embedded marketing” atau “embedded advertising.”
Sebenarnya, product placement sudah ada sejak tahun 1896, di mana sebuah produk sabun Lever Brothers muncul di film Lumiere. Namun, prakteknya kini semakin masif karena adanya tren platform streaming yang makin populer.
Di tahun 2021, dilaporkan bahwa pengeluaran perusahaan secara global untuk product placement mencapai 23 miliar dollar. Angka ini mengalami kenaikan sebesar 14% jika dibandingkan dengan tahun 2020. Perusahaan pun lebih memilih untuk menggunakan teknik periklanan ini dan mengurangi pengeluaran mereka untuk iklan tradisional seperti iklan di TV dan media cetak.
Tren product placement memang masuk akal. Dibanding paid ads yang ada di platform streaming, product placement dinilai lebih efektif. Bayangkan saja, saat kamu sedang asyik-asyiknya menonton suatu adegan film yang seru, tiba-tiba ada iklan yang menjeda tontonanmu bahkan dengan durasi yang cukup lama. Kebanyakan, audiens yang menemui iklan semacam ini akan memilih untuk melewati atau tidak menontonnya sama sekali.
Menurut Williams, K., Petrosky, A., Hernandez, E., dan Page, R. (2011), ada beberapa tujuan dari product placement, antara lain:
- Mendapat visibilitas, exposure, perhatian, dan minat audiens
- Menaikkan brand awareness
- Meningkatkan ingatan dan recall audiens terhadap brand atau produk
- Memperkenalkan produk secara instan kepada audiens
- Mengubah sikap dan penilaian audiens terhadap brand
- Membawa perubahan pada perilaku dan minat pembelian audiens
Seberapa Efektifkah Product Placement?
Keefektifan dari product placement bisa bervariasi tergantung pada relevansi produk dengan alur cerita, keunggulan penempatan produk pada media, dan persepsi audiens pada produk.
Beberapa studi melaporkan adanya kenaikan kesadaran dan sikap positif pada produk yang diiklankan melalui product placement. Teknik periklanan ini juga membuat audiens cenderung membicarakan dan mencari produk tersebut secara online.
Studi lain pada tahun 2021 menyebutkan bahwa product placement memang memiliki efektivitas tinggi pada ingatan audiens terhadap brand. Namun, efeknya relatif kecil pada brand salience, attitude, dan intentions.
Bagaimana Product Placement Bisa Efektif?
Produk Placement efektif adalah yang menempatkan produk dengan seimbang, artinya produk terlihat, tetapi tidak berlebihan. Menurut sebuah penelitian, penonton cenderung membatalkan konsumsi mereka terhadap suatu media jika iklan produk yang ditampilkan terlalu berlebihan.
Selain itu, konsumen juga menolak product placement yang muncul berulang kali . Misalnya, terdapat iklan brand A sebelum penayangan video di YouTube . Kemudian, di pertengahan video, muncul kembali product placement brand A tersebut.
Nah, sehubungan dengan periklanan produk, kamu juga bisa, lho, berkonsultasi terkait jenis iklan dan media yang tepat untuk mengiklanan produkmu bersama Specialist berpengalaman di BRIEFER. Info lengkapnya ke briefer.id ya!