Media sosial telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari sebuah bisnis. Dinamika perubahan tren yang terjadi di tahun ini akan terus berlanjut di 2023 sehingga brand maupun perusahaan harus semakin jeli dalam menggunakan strategi media sosial baik perusahaan B2B (Business to Business) ataupun B2C (Business to Consumer) . Berikut tren media sosial Instagram, Twitter, Tiktok, Linkedin dan Youtube.
1. TikTok masih mendominasi
Menurut Hootsuite, TikTok diprediksi masih akan terus mendominasi media sosial pada tahun 2023. Media sosial ini melakukan sejumlah perubahan untuk bersaing dengan Youtube, salah satunya adalah pengaturan waktu video yang berubah dari 15 detik menjadi 10 menit.
Meski pengguna aktif TikTok belum melebihi Instagram dan Facebook, Tiktok merupakan aplikasi media sosial yang paling banyak di-download sepanjang awal tahun 2022. TikTok dikenal dengan video tarian yang viral dan musik popnya. Namun bagi Generasi Z, aplikasi ini menjadi “search engine” untuk mereka mencari informasi up-to-date. Semakin banyak anak muda yang menggunakan algoritma canggih TikTok yang mempersonalisasi video yang ditampilkan kepada mereka berdasarkan interaksi mereka dengan konten untuk menemukan konten yang secara luar biasa sesuai dengan selera mereka.
Mencari informasi di TikTok seringkali lebih interaktif daripada Google. Alih-alih hanya membaca jenuh tulisan panjang, Gen Z merekomendasikan crowdsource dari video TikTok untuk menunjukkan dengan tepat apa yang mereka cari, dengan menonton video demi video.
Di Asia Tenggara, feed dengan konten lokal juga sedang diuji, sehingga orang dapat menemukan bisnis dan acara apa yang akan di gelar sekitar mereka. Apakah brandmu ingin mendekati dan menarik hati Gen Z? Tiktok mungkin platform terbaik untuk digunakan!
2. Video-based content menjadi prioritas Instagram
Alasan brand masih menggunakan Instagram untuk terhubung dengan audiensnya yaitu 62% pengguna melakukan riset brand dan produk di Instagram, serta platform ini masih mengungguli TikTok pada pengguna dengan rentang umur 16-24 tahun.
Mengutip dari Hootsuite, Instagram diprediksi masih memprioritaskan video-based content khususnya Reels yang telah digunakan oleh 220 juta pengguna sebab mengandalkan algoritma yang membuka kesempatan bagi siapa saja untuk mendapatkan jangkauan penonton yang lebih luas.
Reels mempunyai 2 tipe konten yaitu yang bersifat evergreen (jangka panjang) dan yang mengikuti tren (jangka pendek). Konten evergreen membahas hal-hal yang dekat dengan kehidupan sehari-hari dan bersifat informatif. Sedangkan konten trend dibuat berdasarkan topik yang dibicarakan orang. Brand kamu mau coba riding moment? Terus perhatikan peringkat topik ya, supaya kamu tidak kehilangan momen.
3. Tren Twitter sulit diprediksi
Melansir dari Social Media Today, Twitter adalah salah satu aplikasi populer yang masih sulit diprediksi trennya di tahun 2023 sejak Elon Musk membeli Twitter sebab kemungkinan besar platform ini berpotensi memiliki banyak perubahan. Salah satunya adalah Twitter yang akan menerapkan biaya subscription untuk kebutuhan komersial dan pemerintah. Belum lagi baru-baru ini Twitter mengeluarkan pengumuman baru bahwa siapapun yang menulis cuitan atau menulis link dari platform Facebook, Instagram, Mastodon, Truth Social, Tribal, Post, Nostr, linktr.ee, dan lnk.bio akan di suspend.
4. LinkedIn lebih dari sekadar tempat mencari kerja
Linkedin menjadi media sosial yang berpotensi membangun reputasi hingga keterlibatan aktif khususnya bagi perusahaan B2B dan tak hanya menjadi platform untuk mencari pekerjaan. Find your demographic, understand your audience habit as well the topic to lead the engagement. Linkedin juga dapat meningkatkan reputasi perusahaan melalui konten-konten leadership dari C level dan mendorong karyawan berbagi work life mereka ke dalam platform.
Seperti yang sudah kita ketahui Linkedin lebih ke platform social selling dan merupakan platform untuk generasi B2B paling unggul. Linkedin juga platform yang cocok untuk membangun dan menjalin koneksi. Maka dari itu, selain memperkenalkan brand, mari perlahan membangun koneksi serta fokus pada konten yang menyasar audiensmu.
5. Keberlanjutan tren short form contents Youtube
Konten berdurasi pendek atau biasa yang kita sebut Short menjadi akan terus menjadi tren di YouTube pada tahun 2023. YouTube mendorong format video vertikal bentuk pendek ini dengan sukses. Pada tahun 2022, video Shorts mencapai 15 miliar penayangan setiap harinya. Selain itu response creativity juga dinilai menjadi tren Youtube 2023.
Menurut YouTube’s 2022 Trend and Culture Report, respon kreatif mengacu pada kebutuhan psikologis dan emosional audiens saat melihat konten-konten .Tren signifikan selanjutnya yaitu diidentifikasi oleh laporan YouTube adalah pembuatan multi-format. Ini mengacu pada konten yang telah di-mix ulang dalam berbagai format. Seringkali, audiens menemukan tren, konten kreator, atau jenis konten baru yang semakin mereka sukai melalui cuplikan video singkat di short. Konten short dan remix multiformat ini berpeluang besar membantu meningkatkan views dan memperluas audiens.
Semoga informasi ini dapat membantu kamu menyusun strategi penggunaan media sosial yang tepat baik untuk brand maupun pribadi di tahun 2023. Kamu punya pertanyaan lebih lanjut? Share di kolom komen yah, Briefee!