Inilah Tren Creative Social Media Menurut Praktisi Komunikasi Digital 

Jika belum pernah dengar, Rahmat Saputra adalah praktisi komunikasi digital yang memiliki advertising agency ‘Seruni Creative’. Ia sudah bekerja sama dengan beberapa klien ternama seperti Grab, Sosro, App Sinarmas, OCBC NISP, Delfi Orion Choco-Pie, Hexos, Harris Hotel, dan lainnya.

Briefer berbincang bersama beliau mengenai tren creative social media, dan kami memperoleh berbagai macam insights menarik tentang elemen serta fakta audiens media sosial yang perlu diperhatikan oleh brand maupun korporasi. Apa sajakah itu?

 1. Masyarakat lebih tertarik dengan audio-visual

Audiens akan lebih tertarik audio-visual kreatif dibandingkan tulisan. Contohnya yaitu Reels IG dan Video TikTok. Jadi pastikan kita memproduksi konten yang memiliki visual yang bagus dan menarik sehingga mampu mendapatkan atensi dari para target audience.

2. Masyarakat lebih mempercayai testimoni pengguna

Testimoni menjadi salah satu hal yang dilihat orang ketika ingin membeli sebuah produk.

Melalui testimoni pengguna, brand berpotensi menarik kepercayaan publik terhadap produk atau perusahaannya. Brand harus kreatif mengikuti trend dan issues yang sedang hangat-hangatnya terjadi, serta mengidentifikasi apakah tren tersebut relevan dengan perusahaan.

3. Pendekatan berbeda pada setiap platform

Dulu, kita bisa menyamakan jenis konten yang diunggah pada setiap platform. Namun, karena platform media sosial memiliki karakteristik yang beragam maka pendekatannyapun harus lebih strategis.

4. Algoritma

Trial and error, karena sekarang teknologi sangat dipengaruhi algoritma, maka para brand dan konsultan public relations terus mencoba berbagai konten yang relevan dengan produk maupun korporasi supaya perlahan mendapatkan hasil optimal. All we gotta do is try and evaluate to see what kind of content that works well for our brand.

5. Pentingnya emotional storytelling

Emotional storytelling membantu brand lebih stand out diantara persaingan. Buatlah konten yang sederhana, relevan, persona unik serta konflik-konflik familiar yang terjadi di masyarakat .

6. Pilihlah influencer yang spesifik di bidangnya

Dari beragam influencer yang berpengikut banyak, pilihlah konten kreator yang lebih representatif dan terhubung ke audiens. Selain itu spesifikasi influencermu sesuai kebutuhan misalnya spesialisasi lifestyle, bisnis, travel dan semacamnya agar pesanmu lebih kredible dan dipercaya oleh publik.

7. Storytelling lebih relevan daripada tagar

Mengapa? Karena tagar sudah tidak lagi terlalu efektif dalam mempengaruhi engagement. Maka dari itu fokuslah kepada key message yang ingin disampaikan.

8. Perbanyak konten edukasi / soft-selling 

Konten edukasi memberikan audiens pengetahuan-pengetahuan penting yang mungkin belum mereka ketahui sebelumnya. Setelah paham, maka audiens berpotensi tertarik untuk lebih mengenal brand

Jika Briefee ingin bekerja sebagai social media specialist ataupun ingin mengembangkan akun social media kalian menjadi lebih besar, bisa banget mengimplementasikan hal-hal yang sudah Rahmat Saputra bagikan diatas. Always take everything as a learning process and best of luck!