4 Tren Komunikasi 2025 – Apa Saja Peluang yang Harus Diadaptasi oleh Praktisi Komunikasi? 

Industri komunikasi mengalami perubahan dimana praktisi komunikasi tidak hanya sekadar menyampaikan informasi di media massa saja, melainkan media sosial. Bentuk pesan pun dapat berupa visual maupun tulis yang perlu dikemas menarik agar memperoleh perhatian dari target pasar. 

Oleh karena itu, praktisi komunikasi harus beradaptasi dengan berbagai perkembangan atau tren yang berpeluang mendukung strategi komunikasi perusahaan.

Penulis mengamati, ada 4 tren komunikasi 2025 yang bisa diimplementasikan oleh praktisi komunikasi yaitu artificial intelligence, keterlibatan komunitas, pendekatan komunikasi yang lebih humanis dan online reputation management

Pertama, artificial intelligence (AI) biasanya dianggap musuh oleh pekerja. Padahal jika digunakan dengan tepat, AI bisa membantu kita untuk mendapatkan berbagai macam perspektif informasi, kemudian diolah serta dianalisis lebih lanjut. Salah satu peran AI dalam praktik komunikasi khususnya bidang public relations adalah membantu proses media monitoring

Media monitoring berbasis AI menyediakan real-time tracking dari media mentions serta memperlihatkan sentimen pemberitaan positif dan negatif sehingga public relations mampu mendeteksi isu lebih cepat, sebelum menjadi krisis. 

Selain media monitoring, MIT Sloan Management Review menyebutkan bahwa AI membantu public relations untuk memperoleh insight secara dinamis berdasarkan target konsumen, bisnis dan tantangan. Data-data inilah yang akan membantu public relations membuat sebuah strategi komunikasi secara komprehensif. 

Tren kedua yang banyak terjadi di industri komunikasi adalah meningkatnya kolaborasi dengan micro-influencer dan komunitas. Mengapa? Karena dua “kendaraan” ini mampu membangun kepercayaan dan memperkuat loyalitas pelanggan melalui pendekatan alami. Lantas apakah macro- influencer dan mega-influencer jadi tidak laku? Bukan seperti itu. 

Perusahaan menggunakan macro-influencer dan mega-influencer untuk membangun awareness secara masif, mempertimbangkan jangkauan pengikut mereka yang luas. Sedangkan micro-influencer yang berfokus pada kategori spesifik seperti fashion, beauty, otomotif hingga teknologi berfungsi untuk meningkatkan kepercayaan, loyalitas hingga menjadi brand advocate. Hootsuite melansir bahwa micro-influencer memiliki engagement lebih tinggi karena keaslian konten sehingga lebih relatable dan dipercaya oleh pengikut. 

Selain micro-influencer, komunitas menjadi salah satu pendekatan marketing yang sedang populer. Pada praktiknya, brand tidak hanya menargetkan satu orang saja namun keseluruhan anggota komunitas guna merasakan brand experience yang sama. Harapannya, komunitas ini dapat membantu brand membangun testimoni yang lebih personal untuk menumbuhkan keyakinan target konsumen hingga akhirnya menjadi pengguna produk atau jasa brand tersebut. 

Salah satu contoh komunitas yang telah berkolaborasi dengan berbagai brand dan acara baik untuk product launching, product review, product experience hingga community partner adalah Minutes of Manager, sebuah komunitas bagi para manajer hingga CEO untuk saling terhubung secara profesional dan personal. 

Bagi brand tertentu, berkolaborasi dengan micro-influencer serta komunitas lebih efektif daripada macroinfluencer dan mega-influencer

Tren komunikasi ketiga adalah pendekatan cerita yang humanis. Tren ini mengedepankan pentingnya terhubung dengan penonton melalui cerita-cerita yang lebih asli dimana sebuah brand mampu memahami masalah hidup mereka dan menyediakan solusi terbaik melalui produk atau jasa.

Bagaimana caranya untuk dekat dengan penonton? Storytelling saja belum cukup. Praktisi komunikasi perlu menggunakan rasa empati atau humor agar pesan brand tersebut mudah terhubung baik melalui media sosial maupun situs perusahaan. 

Contohnya adalah Gojek. Perusahaan ini dikenal kreatif dalam membuat cerita iklan yang menunjukkan masalah keseharian pengguna, kemudian Gojek hadir sebagai pahlawan yang menyediakan solusi tepat guna. Hal ini tercermin dalam salah satu iklan mereka berjudul “Kenalin Emak Hemat, yang Tau Kalo Pake Gojek Paling Hemat”. Iklan ini menyorot ibu-ibu berperilaku hemat dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, didukung berbagai promo Gojek sehingga membantu mengatur pengeluaran rumah tangga lebih ekonomis. 

Tren terakhir adalah online reputation management. Salah satu tujuan dari manajemen reputasi adalah menjaga atau memperbaiki nama baik perusahaan, sebab reputasi inilah yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian hingga loyalitas konsumen. 

Kebutuhan ini harus menjadi perhatian praktisi komunikasi, mengapa? Media sosial adalah media utama yang saat ini menjadi jembatan komunikasi langsung dengan konsumen. Mereka menggunakan media sosial untuk berbagi brand experience, opini hingga keluhan. Oleh karena itu, brand perlu aktif dalam mendengarkan, responsif terhadap feedback dan bangun keterlibatan.

Penerapan keempat tren komunikasi diatas wajib didukung oleh kemampuan praktisi komunikasi baik public relations maupun marketing communication dalam menentukan strategi serta taktik komunikasi yang tepat bagi perusahaannya. 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *