Krisis Ruangguru yang melibatkan peserta Clash of Champions, Maxwell Salvador, telah menjadi sorotan publik, terutama di media sosial.
Sebagai penyelesaiannya, Ruangguru melakukan tindakan yang strategis untuk menanggapi isu tersebut agar tidak semakin menimbulkan dampak buruk.
Artikel ini akan membahas secara lengkap mengenai kronologi kasus yang melibatkan Maxwell dan bagaimana Ruangguru menanggapinya. Yuk, simak!
Apa itu Ruangguru?
Ruangguru merupakan perusahaan yang berfokus pada layanan berbasis pendidikan dengan menyediakan video pembelajaran interaktif,
Perusahaan ini pertama kali didirikan pada April 2014 oleh Belva Devara dan Iman Usman. Kantor pusatnya berlokasi di daerah Tebet, Jakarta Selatan.
Sepanjang operasinya, Ruangguru telah memperoleh berbagai pendanaan, salah satunya dana hibah dari Groupe Speciale Mobile Association (GSMA) pada Mei 2017.
Tak hanya itu, Ruangguru juga meraih peringkat 25 sebagai perusahaan paling inovatif di dunia, serta peringkat 2 dalam kategori pendidikan oleh Fast Company.
Kasus Krisis Ruangguru
Untuk merayakan ulang tahunnya yang ke-10, Ruangguru mengadakan sebuah game show berjudul Clash of Champions (COC).
Clash of Champions sendiri memiliki konsep adu kecerdasan seperti cerdas cermat, tetapi dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi.
Mereka mengundang para mahasiswa cerdas dari Indonesia yang berkuliah berbagai universitas terkenal, baik dari dalam maupun luar negeri.
Nah, salah satu peserta dalam Clash of Champions adalah Maxwell Salvador, seorang mahasiswa Jurusan Kedokteran UNAIR.
Maxwell merupakan salah satu peserta COC yang menjadi favorit di kalangan netizen karena kecerdasan dan tingkah lakunya.
Namun, beberapa saar yang lalu, tersebar beberapa foto tangkapan layar dari Instagram Story yang dulu pernah diunggah akun kedua Maxwell.
Dalam salah satu unggahannya tersebut, terlihat Maxwell sedang pamer memakan es krim McD dengan imbuhan caption “Maaf guys aku laper banget #ceasefire”.
Ada juga foto lain yang memperlihatkan saat ia sedang mengunjungi toko fashion Zara dengan imbuhan caption “#Ceasefirenow 🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻”
Seperti yang kita ketahui, Zara dan McDonald merupakan salah dua dari brand yang diboikot karena afiliasinya dengan Israel pada peristiwa genosida terhadap Palestina.
Oleh karena itu, unggahan lama pada Instagram Story Maxwell pun sontak menjadi viral dan membuat dirinya mendapat ancaman cancel culture dari netizen.
Tindakan yang Dilakukan Ruangguru
Kasus Maxwell yang telah dipaparkan di atas terjadi saat Clash of Champions masih dalam proses tayang. Jadi tentunya, hal ini juga berdampak buruk pada citra Ruangguru.
Oleh karena itu, penting untuk melakukan langkah yang tanggap untuk segera menyelesaikan kasus tersebut agar tidak berdampak negatif pada acara Clash of Champions, serta Ruangguru ke depannya.
Lantas, apa tindakan yang dilakukan Ruangguru?
Pada Kamis, 18 Juli 2024 lalu, Maxwell mengadakan live di Instagram dengan salah satu perwakilan dari Gerakan BDS Indonesia (@gerakanbds).
Perlu kamu ketahui, Gerakan BDS merupakan Boikot, Divestasi, dan Sanksi terhadap Israel, yang merupakan bagian dari Palestinian BDS National Committee.
Gerakan ini bermaksud untuk mengajak publik agar menghentikan pembelian produk dari perusahaan-perusahaan yang berafiliasi dalam mendukung serangan Israel ke Palestina.
Live tersebut membahas banyak hal tentang gerakan BDS, mencakup esensinya, cara mengidentifikasi produk yang diboikot, alasan boikot terhadap perusahaan tertentu, hingga dampak, kritik, dan tantangannya.
Pada salah satu komentar di X (Twitter), Gerakan BDS Indonesia menyebut bahwa sebelumnya, pihak Ruangguru yang menghubungi mereka untuk melakukan live.
Ini dapat dikatakan sebagai langkah konkret dan strategis Ruangguru dalam menyelesaikan isu dan krisis yang sedang menimpa mereka.
Apa yang Bisa Kita Pelajari?
Ada beberapa hal yang bisa kita ambil dari tindakan Ruangguru dalam menangani krisis terkait salah satu peserta dalam acaranya, yaitu:
1. Respon yang Tanggap
Dalam menghadapi krisis, ketanggapan adalah kunci agar kondisi tidak semakin memburuk dan berdampak lebih panjang terhadap citra perusahaan.
Ketika kasus Maxwell muncul dan ramai di media sosial, Ruangguru dengan cepat mengidentifikasi masalah dan mengambil langkah konkret untuk mengatasinya.
Kasus tersebut mulai ramai pada Senin, 15 Juli 2024. Kemudian, Ruangguru segera menghubungi BDS dan Instagram live pun diadakan pada Kamis, 18 Juli 2024, selang 3 hari setelah munculnya krisis.
2. Bekerja Sama dengan Organisasi yang Relevan
BDS Indonesia merupakan pihak yang sangat sesuai untuk dilibatkan dalam penanganan krisis Ruangguru terkait Maxwell ini.
Pasalnya, kasus tersebut berkaitan dengan isu boikot, dan BDS adalah organisasi yang memang berfokus pada gerakan boikot terhadap perusahaan yang berafiliasi dengan Israel.
3. Bertujuan untuk Mengedukasi
Isu yang menjadi bahan diskusi utama dalam Instagram live Maxwell dan BDS Indonesia adalah seputar edukasi tentang gerakan BDS.
Ini sejalan dengan Ruangguru yang memang bergerak di bidang pendidikan, sehingga tak hanya menangani krisis, Ruangguru juga berkontribusi terhadap edukasi dan peningkatan kesadaran publik tentang gerakan boikot.