Apakah karyawan boleh menaggapi isu perusahaannya di media sosial dengan akun pribadi? Pertanyaan ini mungkin muncul di benak banyak orang setelah menyaksikan perkembangan kasus Medy Renaldy yang akhir-akhir ini tengah ramai.
Artikel ini akan mencoba mengulas kembali kasus Medy Renaldy beserta bagaimana sebaiknya perusahaan bertindak dalam menghadapi isu.
Kronologi Kisah Medy Renaldy
Beberapa saat yang lalu, ramai di media sosial X (Twitter) kisah seorang influencer bernama Medy Renaldy yang mengaku bahwa paket robotik Megatronnya masih tertahan di lembaga yang mengurus kiriman barang dari luar negeri.
Padahal, ia merupakan content creator yang terpilih menjadi perwakilan Indonesia dalam mengulas mainan terbary dari seri Transformers.
“Sebenarnya dari tanggal 15 April si Megatron ini sudah dikirimkan oleh Robosen. Dan harusnya per tanggal 25 kemarin, saya udah upload videonya, berbarengan dengan content creator di seluruh dunia yang bekerja sama dengan pihak Robosen,” ungkap Meldy melalui akun X-nya 26 April kemarin.
Ia juga mengaku sudah menghubungi pihak yang bersangkutan terkait kendala dalam pengiriman barang, tetapi tidak memperoleh jawaban yang memuaskan.
Setelah viral di X, postingan tersebut pun menuai beragam respon dari netizen, salah satunya dari akun dengan username @OktaDiantama.
Tak seperti akun lain yang ikut geram dengan kisah Medy, akun tersebut malah memberikan sanggahan dengan menjelaskan hal teknis terkait proses pengiriman barang dari luar negeri.
Setelah ditelurusi oleh netizen, ternyata diketahui bahwa pemilik akun tersebut adalah salah satu pegawai di lembaga yang tengah menjadi bahan perbincangan.
Alhasil, hal ini pun membuat Medy dan netizen lainnya semakin geram karena dianggap merespons isu di media sosial dengan cara yang tidak bijak.
Apakah Karyawan Boleh Menanggapi Isu Perusahaannya di Media Sosial dengan Akun Pribadi?
Meskipun adanya kebebasan berekspresi di media sosial, penting untuk selalu berkomentar dan menanggapi masalah dengan bijak.
Dalam konteks ini, karyawan harus selalu berhati-hati untuk tidak memberikan pernyataan pribadi di media sosial, terutama yang menyangkut isu perusahaan, jika tidak memiliki wewenang untuk melakukannya.
Sebab, bukannya menyelesaikan masalah, komentar yang tidak bijak malah akan memperburuk citra dan reputasi perusahaan.
Selain itu, saat menanggapi isu tentang perusahaan di media sosial, ada baiknya untuk tidak menggunakan akun pribadi. Selain karena masalah profesional, penting juga untuk memisahkan aktivitas pribadi dengan kehidupan profesional.
Bagaimana Seharusnya Menanggapi Isu di Media Sosial?
Dalam menanggapi isu di media sosial, ada bebera tips yang dapat dilakukan perusahaan, yaitu:
1. Pastikan Menanggapi dengan Akun Resmi
Menggunakan akun resmi untuk menanggapi isu di media sosial akan menimbulkan kesan lebih profesional dan kredibel, karena dipandang sebagai representasi resmi dari perusahaan.
Selain itu, menanggapi isu dengan akun resmi juga memastikan pengendalian pesan yang lebih bijak dan sesuai dengan nilai perusahaan.
2. Tunjukkan Empati
Salah satu kesalahan paling umum perusahaan dalam menaggapi isu adalah tidak menunjukkan empati terhadap keluhan yang muncul.
Misalnya, dalam kasus Medy Renaldy di atas, tanggapan yang sebaiknya disampaikan adalah dengan memahami perspektif pelanggan dan menunjukkan keprihatinan terhadap keluhan tersebut.
Menunjukkan empati terhadap keluhan pelanggan dapat memungkinkan perusahaan untuk mengelola isu secara lebih efektif guna menghindari dampak negatif yang lebih besar.
3. Tanggapi dengan Responsif
Salah satu keluhan yang disampaikan Medy Renaldy dalam cuitannya adalah kurang responsifnya perusahaan dalam menangani laporan.
Padahal, perusahaan perlu bersikap cepat tanggap dan responsif untuk menghindari perkembangan isu menjadi krisis. Namun, meskipun harus ditanggapi dengan sigap, pastikan bahwa perusahaan juga harus meresponnya dengan bijak.
Itulah dia ulasan singkat tentang kasus Medy Renaldy dan bagaimana seharusnya perusahaan merespon isu di media sosial.
Pada intinya, untuk mengelola isu, perusahaan harus bertindak bijak dan profesional agar isu dapat ditangani dengan baik.
Jika perusahaanmu membutuhkan konsultan PR untuk menangani krisis di perusahaan, yuk hubungi BRIEFER dan mari berkolaborasi bersama kami!