Hearing vs Listening: Same Thing, Different Meaning

Pernah ga sih waktu lagi ngobrol, lawan bicara kita kelihatannya mendengarkan apa yang kita sampaikan, tapi waktu kita tanya balik, eh dia malah bilang ‘hah’? Kalau pernah, ini tandanya dia hanya hearing dan bukan listening. Emang apa bedanya? Yuk, kita bahas!

“Listening is not just hearing what someone tells you word by word. You have to listen with a heart. It’s very hard work.” 

                                                   Anna Deavere Smith 

Seperti dalam kutipan diatas, listening dan hearing memang sama-sama memiliki arti mendengarkan, tapi ada perbedaan makna antara kedua istilah tersebut.

Apa Sih Perbedaan Hearing & Listening? 

Hearing artinya mendengarkan secara fisik melalui indra pendengaran, tapi belum tentu hadir dan mengerti apa yang dikatakan oleh lawan bicara. Sementara itu, listening artinya mendengarkan secara penuh, mengerti maksud yang disampaikan oleh lawan bicara, hadir secara fisik dan mental dalam percakapan yang sedang berlangsung. 

Secara sederhana, hearing dapat diartikan sebagai kegiatan mendengar pasif. Sedangkan, listening diartikan sebagai kegiatan mendengar aktif. 

Lalu, Bagaimana Tahapan Mendengarkan Secara Aktif?

Dalam komunikasi, mendengarkan menjadi aktivitas penting yang harus dilakukan agar pesan komunikasi dapat tersampaikan dengan baik. Oleh karena itu, ada beberapa tahapan mendengar secara aktif, diantaranya adalah sebagai berikut: 

Tahap 1: Menerima 

Kegiatan mendengarkan dimulai dengan menerima stimulus dari lawan bicara. Tahapan ini merupakan proses fisiologis yang terjadi dalam telinga kita ketika mendapatkan stimulus suara dari lingkungan sekitar.

Oleh karena itu, tahapan ini merupakan aktivitas pasif atau yang dapat kita sebut sebagai hearing. Jadi, proses hearing akan berhenti sampai disini dan tidak lanjut ke tahapan selanjutnya. 

Tahap 2: Memahami

Memahami merupakan proses mengirimkan stimulus untuk diproses dalam otak guna memahami apa yang disampaikan oleh lawan bicara. Pada tahapan ini, kita memahami dengan baik pikiran dan emosi yang diungkapkan oleh lawan bicara. 

Agar tahapan ini dapat berjalan dengan efektif, ada beberapa hal yang dapat dilakukan: 

  • Hindari asumsi,
  • Melihat POV lawan bicara,
  • Apabila ingin mengkonfirmasi suatu hal, ajukan pertanyaan,
  • Parafrase kata-kata yang disampaikan lawan bicara, supaya lawan bicara juga dapat memvalidasi pemahaman kita.

Tahap 3: Mengingat

Agar kegiatan mendengarkan menjadi semakin efektif, maka langkah selanjutnya adalah mengingat apa yang telah dipahami dalam tahap sebelumnya. Ingatan bersifat konstruktif, sehingga dengan mengingat kita dapat merekonstruksi kata per kata pesan yang telah disampaikan oleh lawan bicara untuk kita bawa ke tahap selanjutnya. 

Tahap 4: Mengevaluasi

Pada tahapan ini, kita sebagai penerima pesan akan melakukan evaluasi terhadap segala pesan yang telah kita terima, pahami dan ingat sebelum akhirnya kita memberikan respon. 

Ada beberapa hal yang dapat dijadikan landasan sebelum melakukan kegiatan evaluasi: 

  • Tolak evaluasi apabila kita belum mampu memahami POV lawan bicara,
  • Bedakan fakta dan opini yang disampaikan oleh pembicara,
  • Kenali bentuk-bentuk fallacies agar kita tidak jatuh dalam bias / prasangka pembicara

Tahap 5: Menanggapi 

Ada 2 jenis tanggapan yang dapat kita berikan kepada lawan bicara:

  • Tanggapan langsung: tanggapan yang diberikan saat pembicara masih berbicara.
  • Tanggapan tidak langsung: tanggapan yang diberikan ketika pembicara telah selesai berbicara.

Menanggapi merupakan akhir dari kegiatan mendengarkan secara aktif. Pesan umpan balik (feedback) ini berguna agar pembicara mengetahui emosi, perasaan dan pendapat kita sebagai pendengar terhadap pesan yang telah disampaikan. 

Hambatan Dalam Mendengarkan Secara Aktif 

Ada beberapa hambatan yang akhirnya mengganggu kegiatan mendengar itu sendiri, diantaranya adalah: 

  • Distraksi: fisik (mencakup gangguan pendengaran, lingkungan yang berisik) & mental (berkaitan dengan kondisi pikiran kita yang tidak fokus saat mendengarkan)
  • Bias dan Prasangka biasanya membuat pendengar menutup pemikiran terhadap apa yang akan disampaikan oleh lawan bicara. Tentunya, pesan komunikasi menjadi tidak tersampaikan secara sempurna. 
  • Judgement yang terlalu cepat dapat membuat pendengar merasa sudah mengetahui keseluruhan pesan yang disampaikan oleh pembicara. Tentunya, hal ini menyebabkan pendengar tak lagi benar-benar memperhatikan komunikasi yang sedang berlangsung. 

Mendengarkan secara aktif merupakan kunci dari komunikasi yang efektif sekaligus penunjang hubungan yang harmonis. Coba bayangkan kalau briefee lagi ngomong terus teman briefee cuman merespon seadanya atau bahkan tidak merespon sama sekali, pasti bete dan hubungannya jadi ga harmonis kan? 

Mau tahu insight lainnya seputar dunia komunikasi? Yuk kunjungi laman web Stories From BRIEFER dan nantikan update lainnya. See you!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *