Brand Top Of Mind, Mengapa Tetap Harus Beriklan?

Iklan (advertising) merupakan salah satu tools promosi yang menggunakan tampilan visual yang memukau untuk menyampaikan pesan promosi, memperkenalkan brand sekaligus menarik perhatian konsumen. Hampir semua brand memanfaatkan tools ini untuk berpromosi. 

Tanpa sadar, kita juga sering terpapar oleh ads, lho! Lagi scroll sosmed, tiba-tiba ada ads gojek, lagi nongkrong di cafe, tiba-tiba terdengar ads dari radio karena mereka ga langganan Youtube Premium, lagi nyetir di tol, tiba-tiba ada billboard bank BCA dengan iklan terbarunya yang diperankan oleh Indro Warkop DKI. Selama ini ternyata kita dikelilingi oleh banyak iklan ya. 

Tapi, pernah kepikiran ga? Mengapa brand yang sudah punya nama dalam artian sudah top of mind masih beriklan? Ada beberapa alasan mengapa brand tetap beriklan meskipun sudah menjadi top of mind di masyarakat. Yuk, kita bahas!

Brand Besar Tetap Membutuhkan Perhatian 

Sekalipun mereka sudah menjadi brand besar, tapi mereka tetap membutuhkan perhatian dari konsumen. Kenapa? Menurut survei yang dirilis oleh Data.ai dalam laporan State of Mobile 2024, pengguna HP di Indonesia melampaui enam jam per hari.

Bayangkan dalam jangka waktu 6 jam, kamu akan terpapar oleh puluhan brand dari berbagai kategori produk. Kalau misalnya brand besar tersebut tidak beriklan, bagaimana dia akan menjaga perhatianmu dan hatimu yang sudah terkecoh oleh paparan puluhan brand tanpa beriklan? 

Oleh karena itu, dengan mengkreasikan iklan yang unik dan kreatif, brand tetap dapat mempertahankan perhatianmu karena berhasil melekat di ingatanmu. Hal tersebut yang pada akhirnya membantu brand untuk tetap bersaing di pasaran.

Out Of Sight, Out Of Mind

Jauh di mata, namun dekat di hati kayaknya tidak berlaku disini, nih! Disini konsepnya adalah semakin brand jarang beriklan, maka semakin mudah brand dilupakan oleh konsumen.

Dengan tetap beriklan, sebuah brand sebenarnya ingin mengatakan bahwa “aku masih disini, kamu ga lupa kan?” Contohnya Indomie. Kita semua tahu bahwa top of mind mie instan di Indonesia adalah Indomie. Namun, suatu hari kamu melihat ada hack baru dari Mie Sedap, pasti kamu kemungkinan akan berpaling ke Mie Sedap dan mencoba hack tersebut. Belum lagi, kalau kamu lagi mau hidup sehat, tapi masih ingin makan mie Instan, pasti kamu akan berpaling ke Lemonilo.  

Sudah dekat di mata pun kadang masih bisa berpaling, apalagi yang jauh dari mata, peluang untuk berpalingnya pun semakin besar. Disini peran iklan sangat dibutuhkan untuk mendekatkan dan menjaga kamu agar tetap berada dalam jangkauan brand

Mempertahankan Posisi Top Of Mind

Konon katanya mempertahankan sesuatu lebih sulit dibandingkan menggapai sesuatu. Cita-cita dari setiap brand tentu menjadi top of mind. Oleh karena itu, apabila brand lengah, maka dengan cepat posisi itu dapat diambil oleh kompetitor. 

Tidak dapat dipungkiri, setiap produk pasti akan melewati life cycle masing-masing. Hal ini berarti bahwa setiap produk akan melewati fase decline, dimana produk menjadi kurang diminati lagi di pasaran. Sehingga, sebelum satu brand jatuh terlalu dalam di fase ini, brand harus segera mengeluarkan inovasi untuk bangkit kembali. 

Nah, salah satu caranya adalah dengan beriklan. Brand dapat memanfaatkan iklan untuk memperkenalkan inovasi tersebut kepada konsumen sekaligus untuk mendongkrak angka penjualan. Apabila penjualan berhasil meningkat, maka posisi top of mind juga berhasil terjaga.

Itulah beberapa alasan mengapa brand besar yang sudah top of mind masih beriklan. Mau tahu insight lainnya seputar dunia komunikasi? Yuk kunjungi laman web Stories From BRIEFER dan nantikan update lainnya. See you!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *