Teori pertukaran sosial (social exchange theory) adalah teori yang cukup umum dikenali, terutama dalam dunia ilmu sosial dan komunikasi.
Sebab, aplikasinya memang sangat berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, sehingga tak jarang banyak akademisi yang menggunakan teori ini dalam riset mereka.
Lantas, apa itu social exchange theory? Jika kamu ingin memahaminya lebih lanjut, artikel ini tepat untukmu. Yuk, simak sampai habis!
Apa itu Teori Pertukaran Sosial?
Dalam hidup, pernahkah kamu memiliki hubungan pertemanan yang tidak berjalan dengan baik karena hanya salah satu pihak yang memberi?
Misalnya, hanya kamu yang suka memberi dan menolong temanmu, sedangkan tidak ada feedback yang sepadan darinya?
Jika iya, hal merupakan salah satu contoh teori pertukaran sosial dalam kehidupan sehari-hari yang kerap kita temui.
Pengertian teori pertukaran sosial adalah bahwa seluruh bentuk hubungan memiliki nilai ekonomis, yang artinya masing-masing individu akan saling mencari keuntungan dan manfaat.
Jadi istilahnya, hubungan itu memerlukan take and give agar dapat berjalan dengan baik. Sebab, individu akan cenderung mempertahankan suatu hubungan yang dirasa menguntungkannya.
Oleh karena itu, apabila suatu hubungan dirasa menimbulkan lebih banyak kerugian dibanding manfaat, seseorang akan cenderung meninggalkannya.
So, tak heran kamu mungkin pernah merasa tidak ingin terlalu berjuang dalam hubungan yang tidak memberikanmu ‘reward‘ yang setara dengan apa yang sudah kamu lakukan.
Asumsi Teori Pertukaran Sosial
Adapun beberapa asumsi dasar teori pertukaran sosial mengenai sifat manusia adalah:
- Manusia mencari imbalan (rewards/pemberian) dan menghindari hukuman
- Ketika berinteraksi dengan orang lain, manusia akan cenderung memaksimalkan keuntungan (sesuatu yang diperoleh) bagi diri mereka sembari meminimalkan biaya (apa yang ia beri)
- Menghitung seberapa besar imbalan dan biaya yang sebenarnya timbul merupakan hal yang tidak mungkin. Oleh karena itu, manusia biasanya melakukan sesuatu berdasarkan ekspektasi mereka terhadap imbalan dan biaya
- Manusia adalah makhluk yang rasional. Sebelum bertindak, mereka akan memperhitungkan imbalan dan biaya, serta mempertimbangkan apakah ada alternatif lain
- Standar yang manusia gunakan untuk mengevaluasi biaya dan hadiah imbalan bisa bervariasi
Lebih lanjut, berikut ini asumsi dasar mengenai sifat pertukaran hubungan manusia:
- Hubungan sosial bersifat saling ketergantungan. Dalam hal ini, kemampuan untuk memperoleh imbalan dalam suatu hubungan bergantung pada kemampuan untuk memberikan imbalan pada orang lain
- Pertukaran hubungan sosial diatur oleh norma-norma, seperti timbal balik dan keadlian
- Adanya kepercayaan serta komitmen dalam suatu hubungan akan membantu mempertahankan hubungan tersebut secara jangka panjang
- Bagaimana individu dalam suatu hubungan merasakan daya tarik dan ketergantungan akan berpengaruh terhadap bagaimana interaksi berlangsung dan sejauh mana hubungan tersebut tetap stabil seiring berjalannya waktu
Contoh Social Exchange Theory dalam Kehidupan Kerja
Selain yang sudah disebutkan di atas, contoh social exchange theory juga dapat kamu temukan dalam kehidupan kerja.
Dalam konteks hubungan kerja, contohnya dapat diaplikasikan dalam menjelaskan hubungan antara karyawan dengan perusahaan.
Coba simak ilustrasi di bawah ini:
Santi adalah seorang karyawan di PT XYZ yang sudah bekerja selama lebih dari 5 tahun di perusahaan tersebut sebagai seorang sales. Ia merupakan karyawan dengan kinerja yang bagus dan berdedikasi tinggi. Santi juga kerap mendapat pujian dari atasan dan kenaikan gaji karena kinerjanya. Bahkan, Santi adalah orang yang selalu bisa mencapai target penjualan yang diberikan perusahaan. Dalam karirnya, ia sudah mengalami promosi beberapa kali karena kepiawaiannya dalam bekerja. |
Nah, jika ditelaah lebih lanjut, berikut pertukaran cost dan rewards dari ilustrasi di atas:
- Cost yang diberikan Santi: kinerjanya yang bagus dan dedikasinya yang tinggi terhadap pekerjaan
- Reward yang diperoleh Santi: pujian dari atasan, kenaikan gaji, dan promosi jabatan
Sementara itu, jika dipandang dari sisi perusahaan, berikut pertukaran cost dan rewards-nya:
- Cost yang diberikan perusahaan: gaji, dukungan moral, pelatihan karyawan
- Reward yang diperoleh perusahaan: target penjualan tercapai berkat kinerjanya yang bagus
Selain contoh di atas, social exchange theory juga bisa menjelaskan hubungan timbal balik antara PR (public relations) dengan media.
Dari sisi PR, ia memberikan cost dengan menyediakan informasi yang akurat dan dapat menarik perhatian pada media.
Sementara itu, rewards yang PR dapatkan adalah memperoleh pemberitaan positif tentang perusahaan tempatnya bekerja, yang akhirnya dapat berdampak pada peningkatan citra baik.
Di sisi lain, media memberikan cost berupa akses kepada PR untuk dapat menyampaikan informasi kepada khalayak luas.
Kemudian, rewards yang diperoleh media adalah mendapat bahan yang menarik untuk dimuat dalam berita, sehingga akan meningkatkan jumlah pembaca pada artikel yang dibuatnya.
Itulah dia artikel lengkap mengenai apa itu teori pertukaran sosial, mulai dari pengertian, asumsi, hingga contohnya.
Pada intinya, social exchange theory menekankan pada perlunya timbal-balik pada suatu hubungan agar dapat bertahan lama.
Oleh karena itu, dalam menjalin hubungan dengan orang lain, pastikan kamu memberikan cost dan memperoleh rewards yang setara, ya!
Jika kamu tertarik memperoleh insight tentang teori dalam ilmu komunikasi, kamu bisa kunjungi website Stories from BRIEFER dan nikmati artikel lainnya!
Baca juga: