Trik psikologi marketing merupakan salah satu strategi pemasaran yang banyak digunakan karena terbukti efektif dalam meningkatkan penjualan.
Psikologi marketing sendiri merupakan strategi yang berfokus pada penerapan prinsip psikologi untuk memahami perilaku konsumen. Dari sini, pemasar bisa mengidentifikasi faktor-faktor apa yang memengaruhi keputusan pembelian seseorang.
Nah, dari situ, dirumuskanlah sebuah strategi yang harapannya dapat mendorong seseorang untuk membeli produk atau layanan tertentu.
Jadi, tujuannya adalah memahami bagaimana seseorang berpikir, merasakan sesuatu, dan bertindak dalam konteks pembelian sebuah produk atau layanan.
Lantas, apa saja trik psikologi marketing yang terbukti efektif dalam meningkatkan penjualan? Yuk, simak selengkapnya di uraian berikut!
12 Trik Psikologi Marketing untuk Meningkatkan Penjualan
Berikut ini beberapa trik psikologi marketing yang banyak digunakan oleh pembisnis:
1. Ciptakan Kesan “Takut Kehabisan” atau “Takut Ketinggalan”
Trik psikologi marketing pertama yang bisa diterapkan dalam bisnismu adalah dengan menciptakan kesan “takut kehabisan” atau “takut ketinggalan” dalam diri konsumen. Ini disebut juga scarcity marketing atau kelangkaan.
Untuk menciptakan kesan “takut kehabisan”, kamu bisa menyematkan kata-kata seperti “limited availability” atau “stok terbatas“, “hampir habis“, “penawaran berakhir dalam 24 jam”, dan lain sebagainya.
Misalnya, dalam contoh psikologi marketing yang dilakukan Agoda berikut, terdapat kata “our last 2 rooms!” saat pelanggan ingin memesan kamar hotel yang memiliki stok terbatas.
Strategi ini akan mendorong konsumen untuk segera melakukan pembelian terhadap produk atau layanan agar tidak kehabisan stok.
Lebih lanjut, kamu juga bisa menciptakan kesan “takut ketinggalan”. Strategi yang satu ini berkaitan dengan istilah FOMO atau fear of missing out.
Istilah tersebut merupakan ungkapan populer dalam budaya konsumsi saat ini, di mana banyak konsumen yang merasa takut ketinggalan sesuatu, termasuk takut bahwa dirinya tidak mengikuti tren.
Nah, sebagai pemasar, kamu bisa menyematkan kata-kata seperti “limited edition!” atau “jangan sampai kelewatan!“. Dengan ini, konsumen akan merasa bahwa dirinya harus segera melakukan pembelian agar tidak ketinggalan dengan orang-orang lain.
2. Hindari Menggunakan Kata yang Menyebabkan Action Paralysis
Pernakah kamu menemui kata-kata seperti “Coba gratis selama 30 hari!” atau “Try premium trial for 30 days!“? Banyak bisnis yang akhirnya hanya menyalin kalimat tersebut atau hanya melakukan sedikit modifikasi.
Padahal, ada alternatif lain yang lebih baik, seperti “Tidak ada pembayaran untuk bulan pertama!“. Meskipun tujuannya sama, tetapi hasilnya dapat berbeda.
Lebih lanjut, kamu juga bisa menggunakan kata-kata lain sebagai pendukung CTA, seperti “Batalkan kapan saja” atau “cancel anytime“.
3. Sediakan 3 Kategori Ukuran dengan Harga Berbeda
Trik psikologi marketing selanjutnya yang bisa kamu adopsi adalah dengan menyediakan 3 kategori ukuran dengan harga berbeda.
Strategi yang satu ini dinamakan dengan decoy effect. Decoy effect merujuk pada penciptaan perbandingan antara beberapa pilihan yang tidak logis, sehingga membuat konsumen akan berpikir bahwa salah satu dari opsi tersebut lebih menarik dan bernilai.
Dari sini, konsumen pun akan memilih sebuah pilihan yang memang diinginkan oleh pemasar, sehingga opsi tersebut akan mengalami peningkatan penjualan.
Contoh decoy effect dapat kamu temukan dalam penetapan harga produk Apple saat merilis iPhone seri 12 seperti yang terlihat dalam gambar berikut.
Pada gambar tersebut, dapat dilihat bahwa harga iPhone 12 mini adalah $699. Sementara itu, iPhone 12 dibanderol dengan harga $799, diikuti iPhone 12 pro seharga $999.
Dalam skema tersebut, konsumen mungkin awalnya akan memilih harga termurah, yaitu iPhone 12 mini. Akan tetapi, melihat harga iPhone 12 yang hanya berbeda $100 dolar, maka konsumen mulai berpikir bahwa iPhone 12 lebih worth dibeli. Apalagi, harga iPhone 12 pro pun memiliki harga yang jauh lebih tinggi.
Dari sini, konsumen pun akhirnya memilih iPhone 12 yang memiliki fitur lebih unggul dibanding iPhone 12 mini, tetapi dengan harga yang tidak jauh berbeda. Nah, ini adalah contoh penerapan trik psikologi marketing decoy effect.
4. Adakan Promo atau Diskon untuk Pelanggan Tertentu
Pernahkah kamu menemui sebuah brand mengadakan promo atau diskon yang hanya bisa dinikmati golongan tertentu, misalnya seorang mahasiswa?
Ini merupakan trik psikologi marketing yang diterapkan Spotify, yaitu mengadakan diskon Spotify premium khusus untuk pelajar.
Pengadaan diskon yang satu ini akan membuat konsumen di segmen tersebut lebih tertarik untuk melakukan pembelian.
Nah, jika ingin menerapkannya, cobalah tentukan dulu segmen mana yang sekiranya paling potensial untuk kamu jadikan target, apakah mahasiswa, pekerja, atau misalnya ibu-ibu.
5. Bandingkan Harga Awal dengan Harga Diskon
Pernahkah kamu melihat sebuah produk atau layanan yang sedang diskon, di mana tertera harga awal dan harga setelah didiskon?
Nah, ini juga merupakan salah satu contoh psikologi marketing yang bisa kamu coba, yaitu dengan menyematkan harga awal suatu produk beserta dengan harga setelah didiskon.
Dalam skema ini, konsumen akan membandingkan kedua harganya, kemudian mulai berpikir bahwa produk atau layanan yang sedang didiskon tersebut worth it untuk dibeli dibandingkan membelinya saat harganya normal.
6. Rilis Produk Eksklusif
Di luar produk utama, kamu juga bisa mencoba untuk merilis produk eksklusif. Umumnya, produk eksklusif mempunyai harga yang lebih tinggi dibandingkan produk biasa.
Dengan begini, konsumen akan berpikir bahwa produk tersebut lebih berkualitas dan memiliki status yang lebih tinggi.
Lebih lanjut, produk tersebut pun bisa dijadikan simbol prestise. Alhasil, produk eksklusif pun dapat menciptakan antusiasme dan minat konsumen untuk membelinya.
7. Tetapkan Harga yang Mengandung Angka 9 di Bagian Belakang
Ketika ingin membeli sesuatu, kamu pasti sering menemukan harga suatu produk atau jasa yang berakhiran dengan angka 9, seperti $19, $99, dan seterusnya.
Tahukah kamu, hal tersebut ternyata merupakan salah satu trik psikologi marketing. Hal ini karena konsumen cenderung hanya akan berfokus pada angka pertama ketika melihat harga.
Jadi misalnya, saat harga produk adalah $599, konsumen berkemungkinan besar akan memprosesnya sebagai “lima ratus dolar” dibandingkan “enam ratus dolar”.
Atas dasar tersebut, konsumen pun berpikir bahwa produk tersebut lebih murah daripada jika harganya diawali dengan angka 6 dan diakhiri angka 0.
8. Bagikan Testimoni Pelanggan yang Unik dan Menarik
Trik psikologi marketing selanjutnya adalah membagikan testimoni pelanggan yang unik dan menarik. Teknik ini merupakan efek dari social proof, yakni saat calon pelanggan memutuskan untuk membeli produk karena testimoni baik.
Sebab, pelanggan biasanya akan merasa lebih percaya untuk membeli dan mencoba suatu produk atau jasa jika sudah ada testimoni dari pelanggan lain.
Oleh karena itu, jika brand-mu sudah memiliki testimoni yang baik, cobalah untuk membagikannya melalui media sosial atau website.
9. Manfaatkan Goldilock effect
Tahukah kamu akan istilah goldilock effect? Goldilock effect meyakini bahwa ketika berbelanja, konsumen bukan memilih opsi termurah atau termahal, melainkan yang paling tepat dan sesuai kebutuhan.
Contoh dari fenomena ini adalah misalnya, kamu ingin membeli ricebox di tempat makan kesukaanmu. Nah, tempat makan tersebut menyediakan ricebox dengan berbagai varian topping. Dengan berbagai pilihan tersebut, konsumen pun akan memilih opsi topping yang sesuai dengan selera mereka.
Selain fenomena di atas, kamu juga bisa menyematkan tanda seperti “Terpopuler!“, “Best seller“, atau “Favorit konsumen“ seperti gambar di bawah ini.
Pilihan tersebut akan mengarahkan konsumen untuk memilih opsi yang sesuai keinginan dan kebutuhan, serta memantapkan pilihan mereka ketika sedang memilih suatu produk.
10. Terapkan Teknik “Yes-Set”
Trik psikologi marketing “yes-set” bertujuan untuk meningkatkan potensi konsumen untuk menyetujui suatu penawaran yang diberikan pemasar.
Prinsipnya, apabila seseorang telah menyetujui permintaan atau pertanyaan kecil sebelumnya, maka mereka akan cenderung mengatakan “ya” pada permintaan atau penawaran yang lebih besar kemudian.
Trik ini didasari oleh prinsip psikologi bahwa manusia memiliki kecenderungan akan berperilaku atau membuat keputusan yang konsisten.
Dalam hal ini, kamu bisa merancang pertanyaan awal yang berkemungkinan besar akan disetujui oleh konsumen, seperti “Apakah kamu ingin berhemat?”, “Apakah kamu ingin memakai produk terbaik?”, dan seterusnya.
Nah, kemudian, setelah konsumen mengatakan “ya” beberapa kali atas pertanyaan yang diajukan, penjual dapat mengajukan pertanyaan lebih konkret yang melibatkan pembelian produk.
11. Berikan Hierarki Label untuk Pelanggan
Apakah kamu memiliki aplikasi Shopee? Aplikasi Shopee merupakan contoh yang tepat untuk trik psikologi marketing yang satu ini.
Pasalnya, Shopee memiliki fitur Shopee member yang mengkategorikan pelanggannya menjadi 4 kategori, yaitu classic, silver, gold, dan platinum sesuai dengan seberapa banyak mereka mengeluarkan uang.
Semakin banyak pelanggan berbelanja di Shopee, maka semakin tinggi pula level yang akan didapatkan. Selain itu, mereka juga akan mendapat lebih banyak promo dan diskon daripada pelanggan yang masih berada di level di bawahnya.
Pengkategorian semacam ini terbukti efektif meningkatkan angka penjualan karena dapat mendorong konsumen untuk membeli lebih banyak produk agar bisa menjadi member dengan kategori tinggi.
12. Sediakan Free Trial
Pernahkah kamu mendapat suatu hadiah? Jika pernah, tentu kamu akhirnya ingin membalas pemberiannya, bukan? Nah, perasaan tersebutlah yang dapat dimanfaatkan menjadi trik psikologi marketing, yaitu dengan memberikan produk atau jasa gratis yang biasa disebut free trial.
Efeknya, apabila pelanggan merasa puas akan produk atau jasa gratis yang didapat, mereka pun akan membeli produk baru.
Itulah dia uraian lengkap mengenai apa saja trik psikologi marketing yang dapat kamu terapkan dalam bisnismu untuk mendorong peningkatan penjualan.
Namun, sebelum menerapkan strategi pemasaran untuk bisnismu, kamu perlu melakukan riset untuk memahami konsumen agar bisa memilih mana trik yang tepat untuk diterapkan.
Sebab, tidak semua strategi bisa asal kamu terapkan. Jika tidak dilakukan riset terlebih dahulu, bukannya efektif, upaya yang kamu lakukan malah bisa sia-sia.
Nah, jika kamu bingung untuk merumuskan apa startegi pemasaran yang tepat untuk bisnismu, BRIEFER bisa menjadi solusinya.
BRIEFER merupakan platform kerja yang memiliki banyak spesialis berpengalaman di bidang komunikasi yang bisa membantu kamu meningkatkan penjualan bisnis. Jika kamu tertarik, yuk kunjungi laman web BRIEFER untuk informasi selengkapnya!