Sejumlah negara maju mengalami The Great Resignation yang belum berakhir. Fenomena ini dimulai dari beberapa pekerja mulai meninggalkan profesinya saat pandemi berlangsung. Meski Sebagian besar dari mereka ingin mencari gaji yang lebih besar, namun World Economic Forum melansir bahwa lebih dari dua per tiga pekerja mencari kebahagiaan (fulfilment) di tempat kerja.
Survey PWC “Global Workforce Hopes and Fears” yang dilakukan ke 52,000 pekerja di 44 negara dan teritori menunjukkan key point menarik. Pekerja merasa terberdayakan ketika mereka yang memiliki keterampilan khusus. Sementara itu, lebih dari sepertiga responden berencana meminta kenaikan gaji atau pindah kantor. Tantangan dunia kerja saat ini dalam mempertahankan karyawan bukan hanya sekadar peningkatan gaji – tapi juga harus memperhatikan kesejahteraan mental dan kesempatan mengembangkan diri.
Apakah Asia pun mengalami The Great Resignation?
Betul. The Great Resignation juga berdampak pada bisnis dan ekonomi di Asia, termasuk Indonesia. Mengutip The Jakarta Post – Mercer Indonesia melakukan survey ke lebih dari 23 ribu karyawan di Indonesia. Meskipun Sembilan dari sepuluh pekerja termotivasi dan bangga terhadap hal yang mereka lakukan, namun hanya 67 persen yang berkeinginan untuk stay in their job. Barangkali hal ini merupakan cerminan dari kurangnya kesempatan pertumbuhan karir di perusahaan / organisasi tempat mereka bekerja saat ini.
Berinvestasi pada sumber daya manusia tidaklah cukup. Pekerja harus dikelola misalnya dengan memberikan pelatihan sesuai dengan spesialisasinya supaya mereka lebih berdaya, mengembangkan karir, meningkatkan kesejahteraan ekonomi hingga berkontribusi memajukan perusahaan. Spesialisasi kemampuan yang diasah secara terus menerus berpotensi menciptakan lapangan pekerjaan maupun proyek mandiri bagi pekerja yang turut membantu perekonomian mereka.
Two measures of empowerment : Specialization and Scarcity
PWC – Global workforce hopes and fears survey 2022
Selain spesialisasi, kesehatan mental dan fisik pun mempengaruhi keputusan karyawan dalam mempertahankan diri dalam perusahaan. Apalagi yang menjadi prioritas bagi karyawan dalam bekerja? Berikut grafiknya.
Berdasarkan data PWC diatas, fleksibilitas juga menjadi salah satu elemen pertimbangan dalam lingkungan kerja demi menunjang kebahagiaan kerja, pola hidup seimbang dan memiliki waktu cukup bersama keluarga. Namun perusahaan perlu menyediakan fasilitas memadai supaya karyawan dapat bekerja jarak jauh dengan nyaman melalui teknologi.
Fleksibilitas juga memungkinkan menarik generasi baru untuk bergabung dengan perusahaan mengingat mereka lebih menyukai bekerja secara remote daripada konvensional. Tak hanya itu, cara kerja fleksibel mengurangi ketidaksetaraan, yakni peningkatan partisipasi perempuan dalam dunia kerja.
Platform kerja kolaborasi dapat menjadi salah satu solusi guna memfasilitasi aspirasi pekerja – para professional hingga akademisi yang menginginkan bekerja dari mana saja dengan waktu fleksible, sehingga tidak terlalu terpaku menunggu perubahan kebijakan perusahaan.
Inilah alasan mengapa BRIEFER hadir.
