Inilah perbedaan signifikan saat kamu bekerja secara remote. Yakin nggak tertarik?

Jauh sebelum pandemi datang dan “memaksa” kita bekerja dari rumah, bekerja masihlah tentang mengejar waktu supaya jam 8 pagi tiba di kantor, menyempatkan sarapan atau beli kopi, lalu lanjut sampai jam 5 sore. Itupun kalo nggak lembur.

Tapi pernah nggak kamu merasakan jika produktivitas kerja tuh justru bukan saat kamu sedang di kantor, tapi di tempat favoritmu – coffee shop misalnya? Mungkin beberapa dari kamu kadang memilih untuk membuka laptop kerja di akhir pekan, dan pekerjaan yang terasa sulit atau banyak malah lebih cepat terselesaikan.

It’s funny but maybe. Maybe, the office actually is the last place people want to be when they really want to get work done.

Mengapa begitu? Kantor punya faktor interupsi yang sulit dikontrol. Baru mau fokus, dipanggil si A, diajak meeting si B, ditanya si C. Siang sedikit udah waktunya makan. Dalam sekejap, matahari sore muncul.

Sulit menyelesaikan pekerjaan khususnya yang memerlukan kreativitas dan strategic thinking, ketika hari-harimu diinterupsi oleh momen-momen kecil yang terjadi secara berulang. Akhirnya pekerjaan menumpuk, deadline pun tak terbendung.

Betul tidak? Hehehehe.

Things different when you work remotely. Kamu bisa membuat ruang produktif, bekerja secara bebas di zona nyamanmu, mengontrol gangguan dan memperoleh waktu berkualitas untuk bekerja.

Bekerja dari jarak jauh membawa kesenangan tersendiri karena kamu nggak perlu bangun terlalu pagi untuk berdesak-desakan di transportasi umum (Contoh dari Bekasi ke Jakarta) setiap hari. Nobody likes commuting! Sebab sebagian besar waktumu habis di jalan. Dan ketika tiba di kantor, kamu sudah sedikit lelah yang dapat berpengaruh ke performa pekerjaan. Pun melewatkan waktu berharga bersama keluarga, melakukan hobi, olahraga dan semacamnya

Commuting isn’t just bad for you, your relationships, and the environment—it’s bad for business. And it doesn’t have to be that way, right?

Jika bekerja dari jarak adalah ide yang sangat bagus demi peningkatan produktivitas pekerja, mengapa banyak perusahaan kurang mengimplementasikannya?

Bila kita melakukan pengamatan singkat, hanya industri dan pekerjaan tertentu yang dapat mengaplikasikan remote work, dibantu teknologi komunikasi serta kekompakan sistem kerja dalam tim . Komunikasi adalah salah satu contoh industri yang dapat mengimplementasikan sistem kolaborasi kerja jarak jauh – misalnya konsultasi lewat zoom / microsoft meeting, pengerjaan dokumen bisa dilakukan lewat google docs, pengiriman dokumen melalui email, komunikasi intensif lewat Whatsapp, Telegram ataupun Microsoft Teams. 

Sayangnya generasi lama yang telah dibesarkan pada gagasan bahwa pekerjaan yang benar adalah mereka yang pergi ke kantor dan pengukuran produktivitas dari kontrol bekerja oleh atasan dari jam 9 pagi hingga 5 sore. Mengapa? Sebab istilah remote work erat kaitannya dengan pekerja outsourcing yang kurang memiliki hak-hak pekerja. Padahal itu kurang benar.

Selain bekerja di perusahaan formal, tahukah kamu bahwa terdapat platform kerja yang membantu memfasilitasi kamu bekerja jarak jauh dari mana saja? Apa itu platform kerja?

Platform kerja adalah sebuah platform kolaborasi seperti Upwork dan BRIEFER yang menghubungkan antara Klien dengan Spesialis Profesional di bidangnya untuk mengerjakan sejumlah proyek misalnya penulisan press release, konsultasi strategi komunikasi, fotografi dan layanan jasa komunikasi lainnya.

Dengan adanya platform kerja ini, pekerja bertalenta dari kota-kota sekunder lebih terberdayakan, berkontribusi terhadap kemajuan industri sehingga turut meningkatkan taraf hidup mereka. Tidak heran bila saat ini, para pekerja resign, mempertimbangkan ulang makna bekerja lewat pilihan bekerja jarak jauh maupun bekerja fleksibel.

By letting yourself work anywhere is about promoting quality of life and productivity.

Don’t believe us? Ask around. Or ask yourself: Where do you go when you really have to get work done and be productive?

Your answer won’t be “the office in the afternoon.”