Pada 2023 lalu, Dove meluncurkan kampanye PR berjudul #TurnYourBack. Kampanye tersebut meraih penghargaan Chair Award dan kategori Media Sosial di The Drum Awards for PR.
Kampanye ini dilatarbelakangi oleh maraknya penggunaan filter kecantikan AI Bold Glamour yang membawa perubahan drastis pada wajah.
Untuk lebih jelasnya tentang kampanye PR Dove #TurnYourBack, yuk simak penjelasan lengkapnya di artikel berikut ini!
Tentang Dove
Dove merupakan brand kecantikan di bawah maungan Unilever yang memproduksi berbagai produk perawatan kulit seperti sabun mandi, shampoo, hingga deodorant.
Perusahaan ini memang sejak dulu dikenal kerap meluncurkan kampanye PR dengan tema kecantikan, seperti #ShowUs, #NoLikesNeeded, #KeepBeautyReel, hingga #NoDigitalDistortion.
Berbagai kampanye PR yang diluncurkan Dove tersebut mendorong orang-orang untuk percaya diri dalam menunjukkan kecantikannya terlepas dari beauty standard yang dikonstruksi media.
Kampanye-kampanye ini tidak hanya berhasil meningkatkan brand awareness, tetapi juga membangun hubungan emosional dengan konsumen.
Apa itu Kampanye PR Dove #TurnYourBack?
Penggunaan filter kecantikan semakin marak, terutama di era serba digital ini. Sebenarnya, kebanyakan filter kecantikan tidaklah berbahaya.
Namun, seiring berkembangnya kecerdasan buatan (AI), muncul filter Bold Glamour yang menghadirkan idealisme yang mengkhawatirkan tentang kecantikan.
Filter tersebut menjadi tren di platform media sosial TikTok. Seperti yang kita ketahui, TikTok merupakan aplikasi yang kini paling banyak digunakan anak muda.
Oleh karena itu, melihat hal ini, Dove meluncurkan kampanye PR #TurnYourBack yang merupakan bagian dari kampanye #NoDigitalDistortion.
Kampanye ini bertujuan mendorong orang-orang untuk balik badan dan menolak filter seperti Bold Glamour yang mempromosikan standar kecantikan tidak realistis dan terlihat terlalu sempurna.
Pasalnya menurut penelitian yang dilakukan Dove, 38% anak perempuan di Amerika merasa tidak mampu mengikuti standar kecantikan yang ditetapkan influencer di media sosial.
Akibatnya, 80% anak perempuan pada usia 13 tahun telah menggunakan filter kecantikan untuk mengubah penampilan mereka di foto, yang pada gilirannya berdampak pada penurunan harga diri.
Strategi Kampanye PR Dove #TurnYourBack
Ada beberapa elemen retoris yang kuat yang digunakan dalam kampanye ini, yaitu:
- “Turn Your Back” yang menyimbolkan penolakan. Dalam kampanye ini, “turn your back” diartikan sebagai penolakan terhadap filter kecantikan yang berbahaya dan tidak realistis
- Penggunaan teknik storytelling atau penceritaan dengan berbagai cerita dan pengalaman pribadi para public figure yang menyoroti dampak dari penggunaan filter terhadap harga diri dan kesehatan mental. Ini menciptakan ikatan emosional yang kuat karena relevansinya dengan pengalaman banyak orang
- Adanya tampilan before dan after penggunaan filter, memberikan bukti bahwa filter tersebut memang memberikan perubahan mencolok yang tidak alami.
- Keterlibatan influencer sebagai individu yang dikagumi atau dihormati untuk bekerja sama dalam kampanye ini mendorong publik untuk turut bergabung dengan gerakan #TurnYourBack
Kampanye #TurnYourBack ini utamanya diluncurkan di Spanyol, Britania Raya, dan Amerika Serikat pada bulan April 2023.
Hasilnya, lebih dari 1000 pengguna media sosial ikut meramaikan kampanye ini di platform TikTok dengan menggunakan hastag #TurnYourBack.
Tak hanya itu, kampanye ini juga memenangkan penghargan untuk kategori Social Media dan Chair Award di The Drum Awards pada Desember 2023 lalu.
Itulah dia studi kasus tentang kampanye PR #TurnYourBack dari salah satu perusahaan kecantikan terkemuka dunia, Dove.
Jika perusahaanmu juga tertarik merancang kampanye PR yang terstruktur dan efektif, jangan ragu untuk menghubungi BRIEFER.
BRIEFER memiliki berbagai spesialis PR yang berpengalaman dalam menciptakan strategi komunikasi yang efektif untuk perusahaan.
Untuk informasi selengkapnya, hubungi kami melalui email di hello@briefer.id atau kunjungi website BRIEFER dan mulai project bersama kami sekarang!