Inovasi Mie Oven Masuk Penetrasi Pasar Mie di Indonesia, Apakah Berhasil?

gambar mie oven

Ketatnya persaingan mie di Indonesia menuntut produk baru untuk mampu menghadirkan inovasi yang menarik dan unik. Berusaha untuk menembus pasar, Mayora hadir dengan inovasi Mie Oven, mie sehat yang tidak perlu digoreng.

Mie Oven sendiri menyasar segmen keluarga, terutama pasar ibu-ibu dan anak-anak yang kerap takut makan mie karena dianggap tidak sehat.

Namun, apakah inovasi dan strategi yang dilakukan Mie Oven untuk menembus pasar mie di Indonesia berhasil? Baca selengkapnya artikel ini, ya!

4 Inovasi Mie Oven untuk Tampil Beda

Berikut beberapa inovasinya:

1. Mie Sehat yang Lezat dengan Harga Terjangkau

Sebelum meluncurkan Mie Oven, Mayora melakukan riset yang cukup lama dan menemukan bahwa ada celah pasar yang belum terpenuhi, yaitu mereka yang menginginkan mie yang sehat.

Seperti yang kita ketahui, mie kerap kali dianggap sebagai makanan yang kurang bergizi, sehingga banyak orang yang khawatir saat mengonsumsinya.

Nah, melihat hal ini, Mayora meluncurkan Mie Oven dan membrandingnya sebagai mie sehat karena mengandung natrium yang lebih rendah.

Sebenarnya, sudah banyak produk mie yang melabeli diri sebagai mie sehat di pasaran. Namun, banyak yang mengatakan, harga yang ditawarkan masih relatif tinggi dan rasanya pun tidak seenak mie pada umumnya.

Oleh karena itu, Mayora mencoba memanfaatkan ini dengan menciptakan mie yang sehat dan lezat dengan harga terjangkau, yaitu Rp3 ribu. Inilah unique selling point yang coba dijual Mayora pada produk Mie Ovennya.

2. Pembuatannya Tanpa Perlu Digoreng

Mayora sebagai produsen Mie Oven mengklaim bahwa mie keluaran terbarunya ini dapat dimasak tanpa perlu digoreng. Ini juga mendukung klaim bahwa Mie Oven adalah mie yang sehat.

Namun, banyak yang salah mengartikan bahwa mie tersebut harus dimasak dengan cara dioven. Padahal, “oven” di sini merujuk pada proses produksi Mie Oven.

3. Menggunakan Bumbu Pasta

Inovasi Mie Oven lainnya adalah bumbu yang digunakan di dalam mie. Tak seperti bumbu mie pada umumnya, Mie Oven menggunakan bumbu pasta yang cair.

Selain itu, bumbu tersebut juga dibuat dari bumbu rempah-rempah basah yang diulek di pabriknya, sehingga diklaim lebih enak dan otentik.

4. Berbentuk Seperti Mie Spageti

Tidak seperti mie pada umumnya yang berbentuk keriting, Mie Oven memiliki bentuk lurus dan memanjang seperti mie lidi atau spageti.

Namun, berbeda dengan spageti yang biasanya dibanderol dengan harga yang relatif mahal, adanya Mie Oven membuat konsumen dapat mengonsumsi mie seperti spageti yang harganya lebih terjangkau.

Apakah Inovasi Mie Oven Berhasil Saingi Indomie?

Dengan menyasar segmentasi ibu-ibu dan anak-anak, Mie Oven telah melakukan berbagai strategi pemasaran, seperti beriklan di TV, billboard, dan iklan digital.

Mereka juga aktif mengadakan acara di sekolah-sekolah dan melakukan edukasi mengenai Mie Oven sebagai mie yang sehat.

Menurut Mayora, penjualan Mie Oven di minimarket dan supermarket cukup bagus, karena sudah banyak konsumen yang sadar akan kesehatan.

Lebih lanjut, pihaknya juga menyebut Mie Oven telah tumbuh dua digit di semester I dan II di tahun lalu. Meskipun begitu, mereka tidak menyebut secara pasti angka penjualannya.

Namun, sebagai mie yang tampil beda, Mie Oven tentu memiliki tantangan yang cukup berat untuk memperkenalkan dan mengedukasi konsumen akan keunggulan Mie Oven.

Pada umumnya, masyarakat Indonesia masih lebih mengenal mie yang bentuknya keriting dan tebal dibanding mie seperti Mie Oven yang lurus dan tipis.

Oleh karena itu, edukasi pasar itu tentunya akan membutuhkan waktu yang lama dan panjang, mengingat persepsi konsumen akan mie sudah tertanam sejak bertahun-tahun yang lalu.

Itulah dia artikel lengkap yang membahas tentang inovasi Mie Oven dari Mayora yang mencoba menembus pangsa pasar mie di Indonesia.

Pada intinya, terlalu dini untuk mengatakan apakah Mie Oven berhasil atau tidak dalam menembus pangsa pasar mie di Indonesia dan melengserkan Indomie. Namun, tentunya menarik untuk kita tunggu!

Apakah kamu suka dengan artikel ini? Yuk, simak artikel lain tentang dunia bisnis dan pemasaran di website Stories from BRIEFER!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *