Sering Keliru! Ini Dia 5 Mitos Paling Umum Dalam Industri PR

Sadar atau tidak, setiap hari kamu telah terpapar konten Public Relations melalui berbagai media, mulai dari TV, surat kabar, majalah, hingga media sosial, seperti Instagram, Facebook, dan Twitter.

Hal ini menjadi salah satu bukti bahwa peran public relations dalam membangun visibilitas perusahaan semakin penting. Meskipun begitu, beberapa orang kerap kali keliru dengan industri PR. 

Setidaknya ada 5 mitos yang paling umum terjadi dalam industri ini. Yuk, baca artikel ini sampai selesai supaya ga keliru lagi ya!

  1. PR = Iklan (advertising)

Walaupun keduanya sama-sama bertujuan untuk membangun visibilitas brand, tapi iklan dan PR merupakan dua hal yang berbeda ya

PR merupakan visibilitas yang diperoleh (earned), sedangkan iklan merupakan visibilitas yang berbayar (paid). 

Keduanya pun memiliki tujuan yang berbeda. Iklan biasanya dibuat untuk mendorong terjadinya sales (penjualan), sedangkan PR biasanya dibuat untuk membangun brand awareness dan manajemen reputasi. 

  1. PR Cuman Penting Untuk Perusahaan Besar

Anggapan ini merupakan anggapan paling keliru soal industri PR. Sebenarnya tak hanya perusahaan besar saja yang perlu mempraktikkan kegiatan PR, tapi layanan individu, organisasi kecil, UMKM, bahkan lembaga nirlaba juga bisa mempraktikkan kegiatan PR.

Kini banyak platform yang menawarkan layanan public relations, salah satunya adalah BRIEFER. Kamu butuh layanan public relations juga? Coba kunjungi website briefer.id dan klik start project aja!

  1. PR Hanya Bekerja di Saat Krisis

Memang benar bahwa salah satu tugas dari PR adalah manajemen krisis perusahaan. Namun, pekerjaan PR tentunya tidak terbatas pada aktivitas tersebut saja.

Ada beberapa tugas lain dari seorang PR, seperti menulis rilis, menyusun strategi pengembangan citra dan reputasi, media monitoring hingga membangun media relations

  1. PR Dapat Menjadi ‘Spin Doctor’ Negatif

Dikarenakan PR selalu berhubungan dengan media, beberapa orang menganggap bahwa PR merupakan spin doctor yang dapat ‘mengubah’ cerita atau fakta. 

Padahal nyatanya, PR yang baik tetap harus berpegang pada etika, integritas dan data untuk membangun komunikasi yang efektif. Ketiadaan elemen tersebut dalam aktivitas PR tentu akan merugikan citra dan reputasi perusahaan yang telah susah payah dibangun. 

  1. PR Cuman Berhubungan Dengan Media

Banyak yang menyangka kalau PR hanya berhubungan dengan media dan pers. Namun, nyatanya, PR juga bertanggungjawab untuk menjaga hubungan dengan stakeholders lain, seperti karyawan, pelanggan, pemerintah dll.

Sebab, hubungan yang harus dibangun dan dijaga oleh perusahaan tak hanya terbatas dari hubungan dengan media saja. Hubungan dengan stakeholders lainnya termasuk dengan pemerintah juga harus dijaga dengan baik.

Sudah paham kan? Next time, jangan keliru lagi ya

Mau tahu insight lainnya seputar dunia komunikasi? Yuk, kunjungi laman Stories From Briefer dan nantikan update lainnya. See you!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *