Penerapan AI dalam bidang PR (Public Relations) telah membawa perubahan yang cukup signifikan tentang bagaimana praktisi PR bekerja.
Pasalnya, AI dapat melakukan banyak tugas secara cepat dan terotomatisasi. Hal ini pun dapat membantu efisiensi kerja para praktisi PR.
Lantas, bagaimana contoh penerapan AI dalam bidang PR? Lalu, apa saja limitasi yang dimiliki AI sehingga tidak dapat sepenuhnya menggantikan manusia? Simak artikel berikut!
Apa itu AI?
Artificial Intelligence atau yang biasa disingkat dengan AI adalah kecerdasan buatan yang dikembangkan dengan program komputer.
Tujuan utama dibuatnya AI adalah untuk menciptakan sebuah program yang dapat berpikir, belajar, dan menyelesaikan masalah dengan cara yang mirip dengan manusia.
Dalam pekerjaan, AI memiliki dampak yang cukup signifikan di berbagai sektor, termasuk teknologi, kesehatan, finansial, hingga public relations.
Namun, perlu dicatat bahwa terlepas dari dampaknya yang solutif dan inovatif, AI memiliki sejumlah limitasi yang tidak bisa sepenuhnya menggantikan manusia,
Kegunaan AI dalam Bidang PR
Menjamurnya penggunaan AI juga tak pelak membuat banyak praktisi PR memanfaatkannya untuk mengerjakan tugas mereka.
Lantas, apa saja yang bisa dilakukan AI dalam bidang PR? Berikut beberapa daftarnya.
1. Melakukan Analisis Data
AI merupakan program komputer yang mampu mengumpulkan, mengelola, dan menganalisis data dalam jumlah besar dengan cepat.
Basis data AI sendiri berasal dari berbagai informasi di internet. Nah, dengan menggunakan algoritma machine learning, AI mengambil data tersebut dan mengelolanya.
Dengan keunggulan AI ini pun, praktisi PR mampu mengakses data yang mendalam terkait informasi tentang audiens mereka.
Nantinya, data tersebut pun dapat digunakan oleh praktisi PR untuk merancang kampanye yang lebih relevan dan strategis.
2. Customer Service
Apakah kamu pernah mendengar istilah chatbot? Chatbot adalah AI yang dirancang untuk berinteraksi dengan manusia melalui chat atau percakapan.
Saat ini, penggunaan chatbot sebagai customer service dapat dibilang cukup umum. Pasalnya, AI mampu menyediakan solusi yang otomatis dan efisien untuk menjawab pertanyaan pelanggan secara lebih cepat.
Hal ini pun dapat digunakan oleh perusahaan untuk membantu mereka dalam mengelola banyaknya pertanyaan dari pelanggan.
Chatbot sendiri menggunakan teknologi NLP (Nature Language Processing) dalam berinteraksi dengan manusia dan memberikan jawaban secara otomatis.
3. Media Monitoring
AI juga banyak digunakan dalam bidang PR untuk melakukan media monitoring atau pemantauan media secara real-time.
Sebab, seperti yang telah disebutkan sebelumnya, AI mampu melakukan pemrosesan data dari internet dalam jumlah yang besar.
Kemampuan AI tersebut memungkinkannya untuk mencari dan menganalisis berita, artikel, hingga postingan di media sosial yang relevan dengan suatu brand atau isu.
Tak hanya itu, AI juga mampu melakukan analisis terhadap sentimen atau opini publik mengenai brand dan isu tertentu.
4. Penulisan PR
PR writing atau penulisan PR merupakan salah satu kegiatan penting dalam dunia public relations untuk menyampaikan pesan secara efektif dan efisien kepada target audiens.
Jenis-jenis PR writing seperti press release, artikel feature, media advisory, newsletter, hingga penulisan blog kini sudah banyak memanfaatkan AI.
Dengan AI, kamu bisa membuat tulisan-tulisan tersebut dengan hanya memasukkan sejumlah prompt dengan kriteria tertentu.
Namun, perlu dicatat bahwa AI juga memiliki limitasi dalam hal ini, seperti kurangnya akurasi dan gaya penulisannya yang terlalu mendasar atau tidak kreatif.
5. Analisis Kinerja Kampanye PR
Kegunaan AI dalam PR lainnya adalah menganalisis kinerja kampanye PR, lagi-lagi karena kemampuannya dalam mengumpulkan dan menganalisis data dalam jumlah besar.
Dengan kemampuannya tersebut, AI dapat memberikan gambaran yang komprehensif mengenai sejauh mana efektifivitas kampanye PR yang telah dilaksanakan.
Misalnya, jika kampanye dilakukan di media sosial, AI dapat memberikan data mengenai tingkat keterlibatan pengguna, termasuk jumlah like, komentar, dan share.
Limitasi AI dalam Bidang PR
Meskipun dapat memudahkan pekerjaan, terdapat sejumlah limitasi AI dalam PR, seperti:
1. Perlunya Prompt yang Spesifik
Dalam menjalankan AI, diperlukan adanya prompt yang diinput manusia. Prompt merupakan perintah atau petunjuk untuk menghasilkan respon tertentu.
Misalnya, kamu ingin meminta AI untuk menerjemahkan sebuah kutipan berbahasa Inggris. Maka, prompt yang bisa kamu masukkan adalah: “Terjemahkan kalimat berikut: what’s the role of AI?”.
Nantinya, AI akan menggunakan petunjuk tersebut untuk menghasilkan teks yang berisi tentang terjemahan dari “what’s the role of AI?”
Nah, masalahnya AI sering kali memerlukan prompt yang spesifik untuk dapat memberikan hasil yang sesuai keinginan pengguna.
Oleh karena itu, praktisi PR harus mampu merancang pertanyaan yang terstruktur untuk bisa mendapatkan hasil yang tepat.
2. Gaya Bahasa yang Kaku
Gaya bahasa yang dihasilkan AI terkadang masih kaku dan tidak sesuai dengan bahasa yang biasa digunakan manusia.
Oleh karena itu, apabila kamu menggunakan AI dalam pembuatan PR writing, penting untuk bisa memasukkan kriteria tertentu, seperti tone of voice, target audiens, dan sebagainya.
Namun, hal tersebut juga tidak serta merta membuat respon atau tulisan yang dihasilkan AI sesuai kemauan dan kriteria.
Oleh karena itu, AI kurang cocok digunakan dalam konteks komunikasi krisis atau pada aspek PR yang memerlukan kesesuaian dalam berkomunikasi.
3. Keterbatasan Pengetahuan
Dalam menghasilkan respon, AI memerlukan data dan informasi yang ada di internet. Hal inilah yang membuatnya memiliki keterbatasan pengetahuan.
Selain itu, AI juga sulit memahami konteks yang kompleks atau situasi sulit yang tidak ada dalam basis datanya.
Oleh karena itu, dalam situasi yang membutuhkan pemahaman mendalam, AI mungkin tidak mampu memberikan respons yang optimal.
Demikianlah penjelasan lengkap mengenai peran atau kegunaan AI dalam bidang PR beserta sejumlah limitasinya yang perlu diperhatikan.
Meskipun AI memang dapat memudahkan pekerjaan manusia, terutama dalam bidang PR, tetapi penting untuk diingat bahwa keberadaan manusia masihlah sangat diperlukan.
Sebab, PR melibatkan interaksi yang kompleks dan seringkali memerlukan kepekaan emosional dan pemahaman mendalam terhadap konteks dan budaya.
Anyway, Briefee, jika kamu ingin membaca artikel lain tentang dunia PR, yuk kunjungi laman web Stories from BRIEFER sekarang juga!