Jurnalis dan public relations kerap kali dianggap memiliki jobdesc yang sama lantaran keduanya sama-sama berhubungan dengan media dan keahlian menulis. Namun, ada beberapa perbedaan antara kedua profesi ini. So, simak artikel ini sampai selesai ya!
Definisi Public Relations & Jurnalistik
Dilansir dari Public Relations Society Of America, public relations diartikan sebagai sebuah strategi komunikasi untuk membangun relasi baik antara organisasi (brand) dengan masyarakat (publik).
Sementara itu, American Press Institute mendefinisikan jurnalistik sebagai serangkaian kegiatan mulai dari mengumpulkan, menciptakan, dan menyajikan berita / informasi kepada publik.
Lalu, Apa Saja Yang Menjadi Pembeda Kedua Profesi Ini?
- Job desk
Seorang PR biasanya bertanggung jawab dalam penyampaian informasi, baik kepada stakeholders baik internal maupun eksternal. Oleh karena itu, sebagian besar informasi yang disampaikan biasanya bertujuan untuk mempersuasi pembaca ke arah yang diinginkan perusahaan.
Selain itu, seorang PR juga memiliki beberapa tugas dan tanggung jawab lain seperti menjaga reputasi, membangun image, menangani komunikasi perusahaan ketika krisis, melakukan segmentasi media untuk keperluan publikasi perusahaan dll.
Sedangkan, jurnalis biasanya bertanggung jawab dalam menyajikan informasi kepada khalayak umum, melakukan liputan atau wawancara untuk kebutuhan penulisan berita dll.
- Target audience
Seorang jurnalis biasanya target audience-nya adalah khalayak secara umum.
Sedangkan, PR biasanya menulis untuk audiens yang cukup spesifik dan banyak segmentasinya. Mulai dari komunitas, anak muda, anak remaja, seniors, pemerintah, investor, publik dan masih banyak lagi. Sehingga, dibutuhkan riset mendalam untuk memahami karakteristik, kebutuhan dan ketertarikan dari audiens yang ingin disasar.
- Output Tulisan
Kalau PR sendiri ada banyak jenis output tulisan, seperti news release, backgrounders, features, annual report, majalah profil perusahaan, naskah pidato, slide presentasi dll.
Sedangkan jurnalis, biasanya output tulisannya berupa artikel hard news / features yang akan ditayangkan di satu media.
- Gaya Penulisan
Dari segi gaya penulisan, PR biasanya akan menekankan unsur advocacy, dimana sebuah tulisan PR harus mampu mempersuasi dan memotivasi pembaca untuk melakukan aksi yang diinginkan oleh perusahaan.
Sedangkan, kalau jurnalis biasanya akan menekankan unsur objektivitas, dimana tulisan dari jurnalis tidak boleh bias dan harus bersikap netral terhadap segala isu yang akan diberitakan / ditulis.
Walaupun berbeda gaya penulisan, tapi segala tulisan yang dihasilkan dari kedua profesi ini didasarkan pada fakta. Sehingga, kredibilitasnya dapat dipertanggungjawabkan.
Mau tahu insight lainnya seputar dunia komunikasi? Yuk kunjungi laman web Stories From BRIEFER dan nantikan update lainnya. See you!