Apa itu Slow Living? Ini Manfaat, Contoh, dan Tips Menerapkannya!

Free photo woman using smartphone as a habit for slow living

Gaya hidup yang serba cepat atau fast-paced di mana orang terus berlomba dengan jadwal yang padat sering kali menjadi salah satu penyebab kecemasan.

Nah, gaya hidup slow living artinya berjalan dengan tempo yang lambat untuk mengurangi tekanan waktu dan menemukan keseimbangan.

Untuk lebih jelasnya mengenai gaya hidup yang satu ini, yuk simak artikel berikut sampai habis!

Apa itu Slow Living?

Dunia yang serba cepat menuntut seseorang untuk cepat bergegas dan terus produktif melakukan sesuatu agar tidak ‘tertinggal’.

Apalagi terkadang di media sosial, banyak orang mengatakan bahwa kita harus produktif dalam mengerjakan banyak hal.

Meskipun terkesan positif, kehidupan yang seperti itu dapat menimbulkan berbagai tekanan mental dan kecemasan dalam diri. Oleh karena itu, gaya hidup yang serba slow menjadi salah satu solusinya.

Arti slow living adalah gaya hidup yang santai dan sederhana tanpa menghiraukan kecepatan dengan tujuan menciptakan hidup yang lebih bermakna.

Jadi, alih-alih berupaya menggapai hal secara cepat, gaya hidup ini lebih menekankan untuk fokus pada masa sekarang, diri sendiri, dan hubungan dengan orang sekitar.

Banyak orang salah paham dengan slow living dan mengira bahwa gaya hidup ini merupakan pembenaran untuk bermalas-malasan dan menunda pekerjaan.

Padahal, konsepnya tidak begitu. Justru sebaliknya, slow living mendorong seseorang untuk bisa mengalokasikan waktunya secara efektif.

Manfaat Menerapkan Slow Living

Terdapat beberapa manfaat yang akan kamu dapatkan jika menjalani gaya hidup yang lebih slow dan sederhana, yaitu:

1. Merasakan Hidup yang Lebih Bermakna

Gaya hidup serba cepat cenderung membuat seseorang untuk tidak fokus pada diri sendiri, orang sekitar, dan kehidupan secara general.

Nah, dengan menerapkan gaya hidup yang lebih slow, maka kamu akhirnya akan lebih menghargai setiap momen-momen kecil yang memberi makna pada kehidupan.

Tak hanya itu, gaya hidup yang slow juga mendorongmu untuk menemukan keseimbangan yang adil antara bekerja, besantai, dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar.

2. Mempererat Hubungan dengan Orang Terdekat

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, gaya hidup slow membuatmu lebih memperhatikan orang-orang di sekitarmu.

Alhasil, hal ini pun akan lebih mempererat dan meningkatkan kualitas hubungan dengan orang terdekat. Secara tidak langsung, kamu akan merasa lebih puas dan bahagia dalam menjalani kehidupan.

3. Lebih Sehat Secara Fisik dan Mental

Kehidupan yang serba cepat dan selalu berlomba-lomba dengan waktu kerap kali menimbulkan kelelahan, baik secara fisik maupun mental. Hal ini pun bisa berakibat pada burnout dan depresi.

Nah, salah satu manfaat dalam menerapkan gaya hidup yang lebih lambat adalah kamu akan lebih sehat secara fisik dan mental.

Hal ini karena kamu memberikan waktu lebih pada fisik dan mentalmu untuk beristirahat dan me-recharge energi.

Contoh Penerapan Slow Living

Contoh slow living dapat kamu pahami melalui beberapa penerapannya dalam kehidupan sehari-hari sebagai berikut:

  1. Menghabiskan waktu untuk menikmati momen-momen saat ini atau yang sedang kamu lakukan. Ini bisa tercermin dari hal-hal sederhana, seperti menikmati proses makan
  2. Merencanakan jadwal harian dengan lebih hati-hati agar ada waktu yang cukup untuk santai dan beristirahat setelah melakukan berbagai aktivitas
  3. Menghabiskan waktu di alam yang segar untuk refreshing, seperti berjalan-jalan di taman atau berkebun
  4. Mengalokasikan waktu untuk menjalankan aktivitas yang disukai, misalnya melukis

Tips Menerapkan Slow Living

Jika kamu tertarik untuk menerapkan slow living lifestyle, berikut beberapa tips yang dapat dilakukan:

1. Fokus pada Saat Ini

Salah satu prinsip utama slow living adalah berfokus pada saat ini agar benar-benar hadir untuk menikmati momen yang sedang dijalani.

Ini mencakup menikmati aktivitas yang dilakukan, menyaksikan keindahan sekitar, serta menghargai interaksi dengan orang terdekat.

Dengan berfokus pada saat ini dan tidak terlalu memikirkan apa yang mungkin akan terjadi di masa depan, seseorang tak akan terlalu terbebani dan merasa cemas.

2. Kurangi Waktu Bermain Perangkat Elektronik

Gaya hidup yang slow juga kerap kali melibatkan pengurangan waktu dalam bermain perangkat elektronik agar tidak bergantung pada teknologi.

Sebab, penggunaan perangkat elektronik yang berlebihan dapat mengganggu kualitas hidup dan hubungan dengan orang-orang sekitar.

Namun, perlu dicatat bahwa ini bukan berarti kamu sama sekali tidak menggunakan perangkat elektronik. Hanya saja, gunakan dalam frekuensi yang cukup agar tidak berlebihan.

3. Fokus pada Diri Sendiri

Adanya media sosial kerap membuat seseorang merasa selalu kurang dan ingin mengejar pencapaian orang lain.

Selain itu, media sosial juga mendorong seseorang untuk merasa ‘takut ketinggalan’ atau FOMO (Fear of Missing Out).

Nah, slow living menekankan akan pentingnya fokus pada diri sendiri, refleksi diri, kesadaran pribadi, dan kesejahteraan individual.

Itulah dia artikel lengkap yang menjelaskan tentang apa itu slow living beserta manfaat, contoh, dan tips menerapkannya.

Pada intinya, gaya hidup slow ini bertujuan agar individu lebih menikmati momen sehari-hari dibanding berfokus untuk mengerjakan banyak hal.

Nah, jika kamu tertarik untuk membaca insight lain dalam bidang kesehatan mental, pekerjaan, dan tren terkini, yuk kunjungi laman web Stories from BRIEFER!