Bali terkenal dengan keunikan budaya yang masih melekat hingga saat ini, salah satunya sistem kasta. Sistem kasta dianggap sebagai tradisi yang perlu dilestarikan.
Beberapa ahli menafsirkan bahwa kasta merujuk pada karakteristik bawaan yang diwariskan di mana kasta adalah sebuah tatanan yang membagi masyarakat Hindu ke dalam beberapa kelompok.
- Kasta Brahmana
Kasta Brahmana adalah golongan pendeta yang mengabdi pada spiritual dan pendidikan. Masyarakat Hindu yang termasuk dalam golongan ini adalah pendeta, guru, rohaniawan, dan sulinggih (orang yang bertindak dan berpikir suci) dan bertugas menjalankan upacara keagamaan. Nama kasta Brahmana dicirikan dengan nama Ida Bagus (laki-laki) dan Ida Ayu (perempuan).
- Kasta Ksatria
Kasta Ksatria adalah golongan bangsawan yang merupakan keturunan raja-raja di kerajaan Hindu, atau mereka yang masuk dalam lembaga pemerintahan. Golongan kasta ini tidak memiliki harta kekayaan pribadi karena kekayaannya milik kerajaan atau negara. Kasta Ksatria dicirikan dengan nama Anak Agung, Tjokorda, dan nama-nama Dewa.
- Kasta Waisya
Kasta Waisya adalah golongan pedagang atau yang memiliki pekerjaan sehinga memiliki harta kekayaan pribadi, termasuk petani, nelayan, dan sebagainya. Kasta Waisya dicirikan dengan nama Ngakan, Kompyang, Sang, atau Si.
- Kasta Sudra
Kasta Sudra adalah golongan rakyat biasa. Kasta ini tidak memiliki gelar apapun sehingga nama diawali dengan urutan kelahiran sesuai tradisi Bali seperti Putu, Made, Gede, Kadek, Nengah Komang, dan Nyoman.
Adanya sistem kasta ini berdampak pada pendiskriminasian terhadap seseorang. Seseorang dengan kasta yang lebih tinggi akan otomatis menempati kelas sosial atas, sebaliknya orang yang lahir di kasta rendah menjadi kurang dihormati dan harus selalu hormat dengan kasta yang lebih tinggi.
Saat ini, sistem kasta masih ada di masyarakat Bali. Akan tetapi, masyarakat Bali mulai sadar bahwa sistem kasta hanya akan membatasi aktivitas mereka, baik itu dari segi komunikasi, pekerjaan hingga sosial, Sistem kasta hanya berhubungan dengan tradisi, agama, dan identitas masyarakat Bali, di luar itu sistem kasta tidak mempengaruhi kehidupan sosial.
Setiap kasta bebas untuk memilih pekerjaan dan menjalani kehidupan sosial. Kasta hanya berlaku dalam identitas silsilah keturunan dan upacara agama, tanpa ada pengaruhnya pada pelayanan publik.