Banyak brand yang berkompetisi melalui pemasaran di media sosial. Media sosial bisa dijadikan sebuah wadah bagi brand untuk memperluas brand awareness dan brand loyalty. Salah satu caranya adalah dengan pembuatan social media branding yang tepat sasaran.
Social media branding merupakan sebuah cara bagi brand untuk menyampaikan “pesan mereka” kepada target audiens melalui berbagai platform media sosial dan umumnya bertujuan meningkatkan brand awareness.
Dengan ini, perusahaan juga harus bisa memberikan persepsi brand yang baik. Seperti hal nya yang dikatakan Daniel Rowles (2022):
“Essentially you have control over what shows up, and a combination of creating great content, building advocacy, creating the right environment for gaining positive reviews and understanding and working with the platform algorithm is key to seeing the results that you want”
Jadi, apa yang harus dipertimbangkan sebelum membuat social media branding?
- Mengetahui keunikan dan kepribadian perusahaan
Perusahaan harus mengidentifikasi keunikan dan “pembeda” mereka dengan perusahaan lain. Dengan ini, audiens dapat melihat autentisitas dari konten/produk yang ditawarkan perusahaan. Selain melalui produk, perusahaan bisa membuat campaign yang bermakna dan relevan. Ada pentingnya juga untuk selalu fokus dalam mempromosikan value perusahaan daripada menawarkan produk secara gamblang.
- Mengetahui dan memahami audiens
Perusahaan harus bisa memberikan konten yang selaras dengan audiens, untuk dapat membangun social media branding yang baik. Hal ini bisa dibangun melalui interaksi yang konsisten dengan audiens, misalnya menggunakan user-generated contents untuk melibatkan audiens dalam konten yang diberikan.
- Menggunakan platform media sosial yang tepat
Pembuatan konten yang menarik tentunya bisa menghasilkan brand awareness yang tinggi. Namun, perusahaan juga perlu memperhatikan media sosial yang cocok untuk penyaluran konten tersebut. Dengan platform media sosial yang tepat, kebutuhan audiens dapat terpenuhi sesuai perilaku mereka di setiap media sosial.
- Memperhatikan tren dalam dunia media sosial
Agar perusahaan tidak selalu memberikan konten yang monoton, pembuatan konten yang melibatkan tren di media sosial bisa bermanfaat untuk meningkatkan ketertarikan audiens. Tren juga dapat mendorong perusahaan dalam memperlihatkan value dan kepribadian mereka melalui penyampaian konten. Dari sini, perusahaan dapat meningkatkan loyalitas konsumen terhadap brand.
Sekarang lihatlah perbandingan dari strategi social media branding kedua brand ini
GoPro
Ia menggunakan visual yang “spektakuler” untuk menarik perhatian audiens dan membuat suatu komunitas dengan menggunakan user-generated content. Selain itu mereka menggunakan influencer marketing, memanfaatkan adanya hashtags dan memanfaatkan setiap platform media sosial sesuai dengan kegunaannya.
National Geographic
Social Media mereka mengembangkan “ikatan” emosional dengan audiens dan membuat konten yang interaktif. Kemudian National Geographic juga menginvestasikan waktu dan energi ke dalam strategi kreatif brand sehingga konten memiliki tujuan yang tepat dan dapat diukur.
Dari penjabaran diatas, keduanya menerapkan strategi social media branding yang serupa, yaitu fokus pada audiens (konten interaktif, membangun komunitas), penyaluran konten yang menarik dan sesuai platform media sosial, dan memanfaatkan secara maksimal kegunaan dari setiap media sosial.
Strategi social media branding dari kedua brand menghasilkan reputasi brand di media sosial yang menjanjikan, dapat dilihat dari banyaknya pengikut, komentar, dan likes yang konsisten diberikan oleh audiens.
Maka dari itu, perusahaan perlu memikirkan strategi branding di media sosial yang tepat agar bisa bertahan di pasar yang kompetitif. Memahami audiens dan membuat konten yang tepat setiap platform media sosial yang digunakan menjadi pondasi strategi branding media sosial yang kuat.
Menurut Briefee, brand apa nih yang sukses dalam social media branding mereka?