Sebuah perspektif dari sisi komunikasi Intrapersonal
Bagaimana bintang-bintang top dunia mengumpulkan ketenangan dan tekad untuk berdiri di atas panggung, meskipun gugup dan cemas memiliki penampilan yang buruk? Bagi Beyonce dan Adele, rahasianya adalah penciptaan alter ego atau Batman effect.
Beyoncé adalah ‘Sasha Fierce’ yang tegas dan berdaya, yang memungkinkannya tampil dengan rasa percaya diri dan sensualitas ekstra. Terinspirasi oleh pertemuan emosional dengan Beyoncé sendiri, Adele mengikutinya, memberi tahu majalah Rolling Stone pada 2011 tentang ciptaannya ‘Sasha Carter’. Persona tersebut merupakan kombinasi dari persona Sasha Fierce Beyoncé dan bintang musik country (nyata) June Carter. Adele mengatakan strategi tersebut membantunya memberikan yang terbaik untuk setiap penampilan selama tahun debutnya.
Meskipun perwujudan persona fiksi mungkin tampak seperti tipu muslihat bagi bintang pop, penelitian baru menunjukkan mungkin ada beberapa manfaat psikologis nyata dari strategi tersebut. Rachel White, asisten profesor psikologi di Hamilton College di Negara Bagian New York mengatakan bahwa penciptaan alter ego memungkinkan kita untuk mengendalikan perasaan yang tidak diinginkan seperti kecemasan,
Batman Effect awalnya adalah sebuah teknik yang mendorong anak-anak untuk memikirkan tentang apa yang Batman (karakter fiksi favorit mereka lainnya) akan lakukan jika menghadapi situasi sulit ditangani. Namun strategi ini tidak hanya untuk anak kecil. Ethan Kross, seorang profesor psikologi di Universitas Michigan yang mempelajari hal ini mengemukakan bahwa teknik ini dapat diimplementasikan di dunia profesional dengan hasil memuaskan.
Ethan Kross telah memimpin banyak penelitian ini selama dekade terakhir, menunjukkan bahwa bahkan perubahan kecil dalam perspektif pikiran dapat membantu orang untuk mengendalikan emosi mereka.
Penciptaan jarak psikologis atau alter ego membantu orang untuk menguasai kecemasan mereka, mengurangi penilaian subjektif mereka terhadap emosi. Dan perasaan percaya diri yang lebih besar itu tercermin dalam kualitas presentasi alter ego mereka.
Dalam keseharian, Peter Parker bekerja sebagai fotografer koran yang kurang disegani, sedangkan Bruce Wayne mengelola perusahaannya. Kedua orang ini memiliki alter ego kuat yang membuat diri mereka berbeda yaitu Spiderman dan Batman. Alter ego inilah yang membuat mereka lebih bernilai, daripada menjadi seorang Peter maupun Wayne.
Karakter lainnya yang membuat “Batman Effect” adalah Superman. Superman adalah the real person, sementara Clark Kent adalah alter ego dari Superman yang bekerja sebagai reporter di kesehariannya agar ia lebih memahami dunia manusia.
Crafting an alter ego can help you move out of your comfort zone! Alter ego cocok untuk kamu yang merasa kurang percaya diri, sehingga kamu membutuhkan dorongan lain dengan menciptakan sebuah karakter yang dapat membantumu meraih keberhasilan khususnya pekerjaan maupun aktivitas yang sedang kamu lakukan.
Penciptaan alter ego adalah bagian dari proses komunikasi intrapersonal, yaitu komunikasi kepada diri sendiri termasuk bervisualisasi, berimajinasi atau mengingat sebuah kenangan.
Beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan komunikasi intrapersonal untuk penciptaan alter ego antara lain yaitu:
1. Emosi.
Emosi dapat membuat seseorang salah menginterpretasikan pesan yang diterima baik dari lawan bicara maupun lingkungan. Emosi dimaknai sebagai perasaan subjektif yang mampu memotivasi penciptaan alter ego, baik maupun buruk.
Maka dari itu, sebelum memulai – definisikan emosimu, cari tahu mengapa kamu membutuhkan sebuah alter ego. Apakah kamu ingin membuat persona di tempat kerja / media sosial? Apakah kamu ingin lebih percaya diri, unik atau dipandang lebih bernilai oleh rekan kerja? Berilah alter egomu sebuah misi dan tujuan.
2. Latar belakang sosiokultural
Pengaruh budaya lingkungan kerja dapat menentukan karakter alter ego yang dibuat hingga cara alter ego tersebut berkomunikasi. Personality seperti apa yang ingin kamu buat untuk membantumu mencapai goal? Bagaimana proses berpikirnya dan ia bersikap sehari-hari dengan lingkungan tempatmu bekerja.
3. Gender
Pilihlah nama untuk alter egomu, baik nama laki-laki maupun perempuan. Tidak menutup kemungkinan bahwa seorang perempuan menciptakan alter ego laki-laki, untuk lebih memahami kapasitas dan cara berpikir laki-laki, begitu pula sebaliknya. Kamu bisa memilih nama dari orang yang disuka, superhero favorit atau siapapun yang menurutmu cocok.
Jika kamu ingin mencoba, cobalah berpikir berbagai macam persona dengan goals atau tujuan yang lebih dari posisimu sekarang. Jika kamu seorang follower cobalah berpikir bahwa kamu adalah seorang leader, jika kamu seorang lulusan S1 cobalah berpikir kamu adalah seorang lulusan Master – hal ini akan memotivasi kamu untuk mencapai level tersebut.
Apa pun persona yang kita pilih, semuanya harus jauh dari kata mengganggu psikologis setiap individunya yang seharusnya memotivasi. Baik kita menempatkan diri kita pada posisi seorang teman yang setia dan baik hati, artis kesukaan, atau bahkan seorang Beyoncé sendiri, sedikit imajinasi mungkin membuat kita semua sedikit lebih dekat dengan sosok yang kita harapkan.