Dulu, media sosial hanya dianggap sebagai tempat untuk berbagi foto atau menonton video yang menghibur. Namun sekarang, media sosial sudah jadi bagian penting dari hidup generasi Millennial dan Gen Z di Indonesia.
Pasalnya, mereka tidak hanya memakainya untuk hiburan, tetapi juga buat belajar, bekerja, sampai menyampaikan pendapat.
Berdasarkan laporan Indonesia Millennial and Gen Z Report 2025 dari IDN Research Institute, yang melibatkan 1.500 responden dari 12 kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Denpasar, ada banyak sekali hal menarik soal bagaimana generasi ini memanfaatkan dunia digital. Yuk, kita bahas satu per satu!
1. Konsumsi Media: Dari Nomad Media Hingga Personalization
Kalau dulu orang mengandalkan TV atau koran untuk mencari berita, sekarang Millennial dan Gen Z lebih suka scrolling di Instagram, TikTok, atau YouTube.
Mereka tidak hanya mencari informasi, tetapi juga ingin konten yang relatable dengan kehidupan mereka dan membuat mereka merasa “ini gue banget!”.
Ada beberapa insight menarik terkait perilaku Gen-Z dan Millenial dalam hal ini, yaitu:
- Gen Z lebih suka mencari informasi sendiri dan aktif mengeksplorasi. Sementara itu, Millennial cenderung santai dan menikmati konten yang sudah ada di timeline mereka.
- Konten yang sederhana tapi autentik dan emosional lebih menarik untuk mereka. Misalnya, video pendek tentang pengalaman pribadi yang membuat orang lain merasa terhubung.
Oleh karena itu, jika brand ingin sukses di dunia digital, mereka harus membuat konten yang lebih sesuai dengannilai dan gaya hidup audiensnya. Jadi, tidak hanya jualan produk, tetapi juga membangun hubungan.
2. Media Sosial: Antara Aktivisme dan Kesehatan Mental
Media sosial sekarang ini kerap kali menjadi alat untuk melakukan kampanye isu sosial. Generasi ini sering menggunakan Instagram atau Twitter (X) untuk membahas topik seperti kesetaraan gender atau lingkungan.
Generasi ini juga tahu kalau suara mereka punya kekuatan. Namun mereka juga sadar, aktivisme tidak boleh berhenti di media sosial saja. Harus ada tindakan nyata.
Namun, ada sisi lain yang tidak bisa diabaikan: dampaknya ke kesehatan mental. Banyak orang yang mulai merasa lelah karena harus selalu online. Maka dari itu, digital detox menjadi tren untuk ngatur waktu dan mengurangi stres.
Berkenaan dengan ini, brand bisa ikut mendukung dengan membuat kampanye yang mengedukasi soal penggunaan media sosial secara sehat. Ini tidak hanya membuat brand lebih dekat dengan audiens, tetapi juga dapat turut membangun citra positif.
3. Pendidikan dan Karier: Adaptasi Teknologi Itu Wajib!
Di dunia kerja, teknologi sudah jadi kebutuhan. Kurikulum Merdeka yang baru juga mencoba mempersiapkan mahasiswa dengan keterampilan praktis yang sesuai kebutuhan zaman.
Alhasil, Gen-Z sangat terbuka untuk belajar teknologi baru karena tahu bahwa hal tersebut merupakan kunci sukses di masa depan.
Sementara itu, generasi milenial lebih sering memanfaatkan teknologi untuk mencari pekerjaan sampingan atau peluang baru di dunia digital, seperti freelance dan bisnis online.
Maka dari itu, peran pemerintah dan perusahaan menjadi penting, karena mereka perlu fokus pada pelatihan teknologi, terutama di bidang seperti AI dan otomasi. Jika tidak, kita bisa tertinggal dari negara lain.
4. Video Pendek dan Gaming yang Makin Populer
Hiburan sekarang tidak hanya soal menonton TV atau pergi ke bioskop. Generasi ini lebih suka format baru seperti video pendek dan gaming.
Apalagi, adanya platform media sosial yang menyajikan video pendek seperti TikTok membuat orang lebih mudah menikmati cerita singkat yang seru dan gampang dibagikan.
Kemudian, tidak hanya untuk hiburan, gaming sekarang juga beralih fungsi menjadi profesi. Banyak Gen Z yang menjadikan e-sports sebagai karier.
Oleh karena itu, industri hiburan perlu terus berinovasi. Kolaborasi dengan komunitas digital bisa menjadi cara efektif buat tetap relevan.
5. Tradisi dan Modernitas, Masih Penting?
Walaupun hidup di zaman modern, generasi ini tetap menghargai tradisi. Namun, caranya sudah berubah.
Teknologi membantu mereka tetap terhubung dengan keluarga besar. Namun, hidup di kota besar sering kali membuat hubungan jadi lebih renggang.
Selain itu, tradisi gotong royong juga beradaptasi. Semangat kerja sama tetap ada, tetapi sekarang bentuknya crowdfunding atau kampanye online untuk membantu orang lain.
Insight penting untuk brand adalah, brand bisa turut menciptakan produk atau layanan yang mendukung nilai kekeluargaan atau kerja sama, misalnya aplikasi berbasis komunitas.
6. Bertahan di Tengah Tantangan Finansial
Biaya hidup yang tinggi membuat generasi ini harus pintar-pintar mengelola uang. Namun, baik Gen-Z maupun milenial punya caranya sendiri.
Generasi Z lebih fokus menabung dan berinvestasi untuk masa depan, sementara Milenial mengandalkan pekerjaan sampingan atau bisnis kecil untuk menutupi kebutuhan keluarga.
Oleh karena itu, aplikasi pengelolaan keuangan yang mudah digunakan bisa menjadi solusi untuk mendukung gaya hidup mereka.
Itulah dia sejumlah insight menarik dari laporan Indonesia Millennial and Gen Z Report 2025 yang dilakukan IDN Research Institute.
Dengan memahami kebutuhan dan kebiasaan generasi ini, kita bisa menciptakan masa depan digital yang lebih baik. Tak hanya itu, brand juga bisa beradaptasi untuk mengembangkan bisnis yang lebih sesuai.
Pada akhirnya, generasi Millennial dan Gen Z adalah pendorong perubahan, dan mereka siap membawa Indonesia ke era baru yang lebih maju.