IKEA merupakan salah satu brand furnitur asal Swedia yang dikenal dengan product display-nya yang unik. Pada tahun 2011, brand ini meluncurkan sebuah kampanye bertajuk IKEA “Sleepover”
Kampanye ini dapat menjadi contoh yang bagus mengenai kampanye PR yang berhasil menarik perhatian media dan publik secara luas.
Artikel ini akan membedah secara lengkap mengenai kampanye IKEA “Sleepover”, termasuk hasil kampanye beserta tantangan dan risikonya. Yuk, simak!
Tentang Kampanye IKEA “Sleepover”
Kampanye “Sleepover” dari IKEA ini bisa menjadi contoh yang bagus bagi brand yang menerapkan social listening.
Mengapa bisa begitu? Sebab mulanya, kampanye ini terinspirasi dari grup Facebook “I wanna have a sleepover in IKEA” yang memiliki 100 ribu anggota.
Seperti yang kita tahu, IKEA terkenal dengan product display-nya yang inovatif, yaitu mengubah toko menjadi seperti ruangan-ruangan di rumah yang didekor dengan produk-produk IKEA.
Jadi, tak heran banyak pelanggan akhirnya bermimpi untuk memiliki rumah dengan desain dan dekorasi seperti yang ada di IKEA.
Dari grup Facebook tadi, IKEA memutuskan untuk mewujudkan mimpi banyak pelanggan menjadi kenyataan dengan mengundang 100 anggota grup yang beruntung untuk bermalam di IKEA.
Kampanye ini tidak hanya sekadar menginap bersama, tetapi IKEA memanfaatkannya agar 100 pelanggan beruntung tersebut bisa sepenuhnya merasakan brand experience.
Jadi, sejak pelanggan tiba di toko, mereka diperlakukan dengan sangat baik. Mulanya, pelanggan diperbolehkan untuk memilih dan menyusun tempat tidur sendiri.
Kemudian, IKEA memberikan goodie bag yang berisi masker tidur, makanan ringan, handuk, sandal, hingga minuman anggur non-alkohol.
Tak hanya itu, IKEA juga bahkan memutar film Monster Inc. dan mengundang public figure Sam Faiers untuk mendongengkan kisah Goldilocks and the Three Bears sebelum tidur.
Tak hanya menciptakan ingatan positif mengenai brand, pengalaman ini juga dapat mendorong keputusan pembelian konsumen terhadap produk IKEA, terutama saat ingin membeli kasur atau tempat tidur.
Hingga kini, kampanye ini telah diselenggarakan di berbagai negara, termasuk Inggris, Amerika, Kanada, Swedia, dan Australia.
Hasil Kampanye IKEA “Sleepover”
Partisipan yang beruntung bisa berpartisipasi dalam program “Sleepover” ini melaporkan bahwa mereka sangat bersenang-senang dan merasa lebih loyal kepada IKEA.
Dari sisi media coverage, program ini juga berhasil memperoleh publikasi gratis positif dari media massa hingga 330 pemberitaan, menciptakan citra publik yang positif terhadap IKEA.
Tak hanya itu, program ini juga mampu mendongkrak penjualan produk IKEA, khususnya perlengkapan tidur dan kasur yang digunakan selama menginap.
Tantangan dan Resiko Kampanye IKEA “Sleepover”
Selama menyelenggarakan program ini, IKEA tentunya harus memiliki persiapan penuh untuk menjamin keselamatan pelanggan, serta mencegah adanya kerusakan atau pencurian.
Selain itu, IKEA juga harus mampu mengatur perilaku peserta selama program berjalan dengan menetapkan sejumlah peraturan dan panduan.
Meskipun begitu, IKEA berhasil menjalankan kampanye ini dengan sukses, menunjukkan bagaimana perencanaan yang matang dan eksekusi yang tepat dapat mengatasi tantangan dan risiko yang ada.
Itulah dia ulasan lengkap tentang program IKEA “Sleepover” yang tak hanya berhasil menarik perhatian publik, tetapi juga mampu mendongkrak penjualan.
Kampanye ini menjadi bukti bahwa dengan strategi yang kreatif dan eksekusi yang tepat, sebuah brand dapat menciptakan pengalaman yang berkesan dan membangun hubungan yang lebih kuat dengan pelanggan.
Jika kamu tertarik membaca studi kasus lain dalam dunia PR dan marketing, yuk kunjungi web Stories from BRIEFER sekarang juga!