Pernahkah kamu mendengar istilah social listening? Bagi kamu yang bergelut di bidang public relations, istilah ini pasti sudah tidak asing lagi.
Pada intinya, istilah ini berkaitan dengan pemantauan aktivitas di media sosial guna menghasilkan analisis yang dapat digunakan untuk lebih memahami pelanggan dan tren terkini.
Nantinya, analisis tersebut pun dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas produk dan layanan pelanggan, hingga merancang strategi pemasaran yang lebih sesuai.
Lantas sebenarnya, apa yang dimaksud dengan social listening? Jika kamu penasaran, artikel ini akan membantumu memberitahunya. Yuk, simak!
Apa itu Social Listening?
Social listening adalah aktivitas memonitor dan menganalisis berbagai saluran media sosial yang menyebut brand-mu, brand kompetitor, atau kata kunci tertentu.
Dengan melakukan aktivitas ini, kamu bisa melacak seluruh konten di media sosial yang menyebut brand-mu secara real-time.
Hal ini pun dapat memberikanmu data dan informasi mengenai apa yang mereka rasakan atau pikirkan tentang produkmu.
Namun, perlu dicatat bahwa social listening adalah aktivitas yang tidak hanya berfokus pada konten yang menyebut brand-mu.
Kamu juga bisa melacak brand kompetitor, konten-konten yang sedang tren, hingga analisis sentimen pada topik yang berhubungan dengan bisnismu.
Dengan kata lain, social listening adalah kegiatan yang bertujuan untuk menganalisis percakapan dan tren yang terjadi pada industrimu secara keseluruhan.
Manfaat Social Listening
Berikut sejumlah manfaatnya:
1. Memahami Opini Pelanggan terhadap Brand
Dengan melakukan pemantauan di berbagai platform media sosial, kamu dapat mengetahui bagaimana sentimen pelanggan terhadap brand atau produkmu, apakah positif, negatif, atau netral.
Selain itu, dengan melakukan analisis pada percakapan di media sosial, kamu juga bisa mengetahui umpan balik atau apa yang kurang dari produkmu.
2. Mengidentifikasi Tren dan Peluang
Melalui percakapan di media sosial yang kamu analisis, kamu juga bisa turut mengidentifikasi bagaimana topik yang sedang tren atau populer, serta peluang yang mungkin muncul.
Misalnya, kamu memiliki bisnis pakaian. Setelah kamu mengamati media sosial, kamu menemukan bahwa pakaian yang sedang tren adalah baju polo knit.
Akhirnya, kamu pun dapat mencoba memproduksi model pakaian baru, yaitu baju polo knit dengan berinovasi pada desain yang sudah pasaran.
3. Melakukan Perbaikan
Seperti yang telah disebutkan pada poin pertama, manfaat social listening adalah membantu bisnis dalam mengidentifikasi umpan balik pelanggan, mencakup keluhan atau masalah yang dialami.
Dengan ini, kamu dapat lebih tanggap dan responsif dalam merespon adanya keluhan tersebut, sehingga memberikan pengalaman pelanggan yang lebih baik.
Selain itu, informasi yang diperoleh juga dapat membantumu untuk mengembangkan produk agar lebih sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
Karakteristik Social Listening
Terdapat sejumlah karakteristik atau elemen utama dalam social listening, yaitu:
- Pemantauan aktif terhadap berbagai platform media sosial untuk memantau percakapan online
- Menganalisis sentimen dalam percakapan yang telah dipantau, apakah bersifat positif, negatif, atau netral
- Melakukan monitoring secara real-time agar perusahaan dapat merespon secara cepat terhadap perubahan sentimen atau isu yang muncul
- Menganalisis tren yang sedang hangat diperbincangkan di media sosial mengenai topik yang berkaitan dengan bisnis
Perbedaan Social Listening dan Media Monitoring
Di samping social listening, ada juga istilah lain dalam dunia PR yang memiliki definisi serupa, yaitu media monitoring.
Meskipun serupa, tetapi keduanya merupakan kegiatan yang memiliki beberapa perbedaan mendasar yang perlu diperhatikan.
Social listening dapat dikatakan lebih proaktif. Kegiatannya mencakup melacak, menganalisis, dan merespon percakapan di media sosial.
Sementara itu, media monitoring lebih reaktif. Sebab, kegiatannya hanya mencakup memantau dan mengumpulkan informasi tentang brand.
Jadi, aktivitas dalam media monitoring tidak selalu melibatkan analisis mendalam tentang sentimen atau tren yang mungkin sedang populer dibicarakan.
Meskipun memiliki fokus berbeda, tetapi keduanya dapat digunakan bersamaan guna menghasilkan pemahaman yang lebih komprehensif tentang brand dan konsumen.
Demikianlah informasi lengkap tentang apa itu social listening dan perbedaannya dengan media monitoring yang penting untuk diperhatikan.
Pada intinya, kegiatan ini melibatkan pelacakan, pemantauan, serta analisis mendalam pada percakapan di media sosial yang membahas tentang brand atau industri secara keseluruhan.
Baik social listening maupun media monitoring mampu berkontibusi dalam memberikan gambaran yang kompehensif mengenai citra brand di mata publik.
Meskipun begitu, media monitoring umumnya memiliki cakupan yang lebih luas. Sebab, kegiatan ini dapat melacak percakapan di semua platform online, termasuk media sosial, website, dan portal berita.
Namun tentunya, diperlukan keahlian khusus untuk melakukan media monitoring. Berkenaan dengan ini, serahkan saja pada BRIEFER!
BRIEFER menyediakan jasa media monitoring untuk membantumu dalam memberikan gambaran yang kompehensif tentang bisnismu.
Jika kamu tertarik, dapatkan informasi selengkapnya dengan menghubungi kami di email hello@briefer.id!