Gen Z Sering Berkonflik Dengan Orang Tua? Ini Solusinya!

Beberapa dari kamu mungkin tumbuh dari lingkungan strict parents. Banyak aturan hingga larangan.  Sulit untukmu menolak larangan tersebut karena demi menjaga hubungan baik, atau karena rasa takut dan terbiasa. Peneliti dari University of Mary Washington Holly mengatakan bahwa orang tua yang masih ikut campur terhadap segala urusan anak, dapat menimbulkan dampak negatif psikologis.

Hal ini berkaitan erat dengan adanya kesenjangan budaya atau biasa dikenal dengan gap culture yaitu adanya perbedaan latar belakang, prefensi, budaya generasi orang tua yang berbanding jauh dengan generasi sekarang yaitu Gen-Z. 

Perbedaan ini berpotensi menimbulkan konflik antar orang tua dan anak dalam jangka panjang, lantaran masing-masing memiliki pandangan dan pengalaman beragam, tak terkecuali pilihan pekerjaan.

Dalam buku Generation Gap(less): Seni Menjalin Relasi Antargenerasi oleh Erwin Parengkuan dan Becky Tumewu, salah satu solusi utama untuk mengatasi kesenjangan generasi adalah komunikasi yang efektif. Dengan metode komunikasi ini, semua tujuan akhir akan lebih mudah tercapai. Ditambah jika kamu bisa tetap menjaga hubungan yang baik dalam keluarga.

Salah satu penyebab kesenjangan generasi yaitu perkembangan teknologi yang terlalu cepat, serta berkembangnya industri pekerjaan. Orang tua terdahulu memilih menjadi pegawai pemerintahan yang cenderung stabil, sementara generasi masa kini mempunyai variasi pilihan karir, mulai dari pegawai perusahaan startup hingga freelancer dengan bidang masing-masing. 

Lalu bagaimanakah mengatasinya? 

  1. Terapkan pikiran terbuka

Orang tua cenderung merasa lebih tahu tentang banyak hal karena mereka pun pernah merasakan hal yang sama di usia muda. Akan tetapi, hal yang kita lalui sekarang tidak lagi sama seperti sebelumnya.

Di sinilah, kamu maupun orang tua harus membuka pikiran. Mungkin kamu lebih paham dengan perkembangan masyarakat di masa kini. Sebaliknya, orang tua pun berpengetahuan lebih luas terkait hal-hal tertentu yang masih berlaku dari dulu hingga saat ini. Makanya, baik orang tua maupun anak harus tetap terbuka untuk menerima pengalaman baru ataupun menghargai pengetahuan lama.

  1. Listen & Understand

Selanjutnya, kamu perlu belajar mendengarkan dan memahami orang tua. Begitu juga sebaliknya. Contohnya, kamu bisa menjelaskan jurusan kuliah apa yang sebenarnya ingin kamu ambil sesuai passion dan kemampuan kamu, pekerjaan di bidang seperti apa yang akan kamu tekuni serta jelaskan bagaimana dunia kerja saat ini. 

Ketika belajar untuk memahami, berarti kamu pun akan menempatkan diri dari sudut pandang lainnya. Dengan begitu, kamu dan orang tua bisa lebih memahami perasaan dan keinginan satu sama lain. Inilah langkah penting untuk mengurangi kesenjangan yang ada.

  1. Komunikasi yang baik

Selalu sisihkan waktu untuk ngobrol bersama. Terlepas dari kesibukan masing-masing, interaksi ini bisa membuat kamu dan orang tua saling mengenal lebih baik. . 

  1. Jalan keluar dengan kesepakatan

Setiap orang akan selalu menemukan perselisihan pendapat dengan orang lain. Hal itu pun berlaku dalam keluarga. Akan tetapi, memaksakan kehendak dari sisi masing-masing bukanlah solusinya.

Ada saat-saat di mana penegasan merupakan jalan terbaik. Lebih baik lagi apabila kamu dan orang tua bisa menemukan sebuah kesepakatan untuk menentukan solusi yang tepat. Ujungnya kalian justru bisa semakin dekat.

Kamu punya solusi atau pengalaman lainnya? Share di kolom yah!