Sebagai salah satu bentuk promosi, Iklan merupakan alat yang paling sering digunakan untuk mendongkrak jumlah penjualan sebuah usaha. Kita sama-sama tau kalau ada banyak sekali iklan yang diproduksi dan disebarluaskan diberbagai media, seperti iklan tv, radio, billboard, macam-macam iklan online dan lain sebagainya. Untuk memenangkan perhatian audiens, sebuah brand tidak hanya cukup membuat iklan dengan template yang sama. Diferensiasi strategi perlu dilakukan agar iklan yang dihasilkan dapat memenangkan perhatian target audiens. Hal ini dapat kamu lakukan dengan menerapkan Fear-Based Marketing.
Apa itu Fear-Based Marketing?
Fear-Based Marketing atau pemasaran berdasarkan rasa takut adalah sebuah teknik marketing yang bertujuan mempengaruhi psikologi audiens sehingga mendesak mereka untuk mengambil tindakan yang akan meminimalkan rasa takut tersebut. Strategi ini sebenarnya sudah dilakukan selama bertahun-tahun untuk mengubah persepsi, atau mengubah perilaku konsumen. Metode ini memiliki 3 elemen utama, yakni:
- Potensi ancaman dan timbulnya perasaan cemas
- Informasi tentang bagaimana target sasaran dapat terpengaruh oleh ancaman ini
- Melindungi atau mengurasi efek negatif
Pengaplikasian strategi ini bukan semata-mata hanya berfokus untuk menghasilkan kecemasan pada audiens, tetapi juga membantu kelompok sasaran menghadapi rasa takutnya. Hal ini akan membawa hasil yang lebih besar ketika Fear-Based Marketing dilakukan dengan penuh semangat dan tetap etis, tidak sekedar mendorong konsumen untuk membeli produk dan layanan bisnis.
Pemasaran ini akan dianggap etis dimata audiens jika perasaan yang kita timbulkan memang akan meningkatkan kesadaran masyarakat dengan benar. Sebaliknya, dianggap tidak etis bagi bisnis maupun masyarakat jika dapat menimbulkan kebingungan yang signifikan pada konsumen dan menuai keuntungan dari kecemasan publik. Oleh karena itu, strategi ini dapat dilakukan dengan syarat produk yang ditawarkan dapat menjadi solusi dari ketakutan yang diangkat.
Iklan diatas merupakan usaha prefentif dari Asian Injury Prevention Foundation (AIPF) yang memvisualisasikan akibat dari tidak menggunakan helm saat berkendara dalam mengubah kebiasaan buruk masyarakat Vietnam yang enggan memakai helm. Dengan penggunaan Fear-Based Marketing ini, masyarakat Vietnam telah membiasakan memakai helm dan menganggapnya sebagai teman yang diperlukan ketika mereka berkendara.
Contoh iklan terkenal lainnya berasal dari produsen mobil ternama dunia BMW. Iklan ini memvisualisasikan apa yang akan terjadi jika kamu mengemudi dalam keadaan mabuk. Iklan tersebut secara instan mendapat perhatian audiens dengan gambar yang jelas tenang seseorang dengan kaki palsi dan kata-kata, “Don’t Drink and Drive”. Ilustrasi yang diberikan BMW menggunakan daya tarik emosional sehingga memperlihatkan konsekuensi jika audiens tidak mengindahkan perintah yang diberikan.
Selain itu, pemerintah Amerika juga pernah menggunakan fear strategy dalam memberikan sebuah kampanye stop merokok. Iklan yang menunjukkan seorang mantan perokok dengan bekas sayatan operasi di dadanya dengan tulisan “Do Your Heart A Favor. Quit Smoking” memiliki daya tarik emosional yang besar. Perasaan ingin berhenti dari merokok berhasil diberikan setelah melihat iklan tersebut. Lonjakan panggilan ke jalur berhenti merokok secara nasional semakin meningkat, bahkan di negara bagian seperti Ohio. Ketiga contoh diatas merupakaan penggunaan Fear-Based Marketing yang sepenuhnya dilakukan benar dan etis.
Selain mengarahkan audiens kepada perubahan perilaku. Ketakutan juga akan memberikan rasa eksklusif kepada konsumen. Pada sebuah bisnis, strategi ini ditempatkan untuk membuat audiens merasa seperti jika mereka tidak bertindak pada saat itu, mereka akan gagal untuk mendapatkan apa pun yang bisnis kamu tawarkan. Bukan berarti “lakukan ini atau mati,” melainkan jangan lewatkan pengalaman atau kesempatan untuk memulai lebih dulu.
Pemasaran jenis ini tidak dimaksudkan untuk menjadi hal yang gelap dan suram. Ini dimaksudkan sebagai cara untuk kita mengartikulasikan secara kreatif apa yang terjadi jika seseorang tidak melakukan aktivitas tertentu. “Introduce the fear, emphasis it, and then introduce the action”, solusi yang kamu berikan akan membuat konsumen berterima kasih kepada keberadaan bisnismu. Jadi siap buat iklanmu lebih ‘Stand Out’?