I know your eyes in the morning sun
I feel you touch me in the pouring rain
Sepenggal lagu ‘How Deep is Your Love?’ yang dipopulerkan The Bee Gees mewarnai jagat musik dunia masih terngiang indah di telinga kita hingga sekarang. Awal mula ketenaran mereka pada tahun 1960-an tidak semulus yang dibayangkan. Dibalik kesuksesan, lika liku masalah kunjung menimpa tiga bersaudara Barry, Maurice, dan Robin Gibb.Lalu bagaimana pelantun album legendaris “Saturday Night Fever” bangkit untuk tetap berada dalam industri musik dari masa ke masa.
Inilah insight kami dari sudut pandang komunikasi berdasarkan film dokumenter “The Bee Gees : How Can You Mend a Broken Heart”
1. Pentingnya komunikasi keluarga
Joseph DeVito, seorang ahli komunikasi interpersonal berpendapat bahwa bentuk komunikasi keluarga adalah bagian dari komunikasi antar pribadi. Aspek-aspek tersebut adalah keterbukaan, empati, sikap mendukung, kesetaraan dan sikap positif. Sejak kecil, Barry, Robin, dan Maurice telah bersama sebagai trio musisi bersaudara. Mereka juga meniti karir bersama-sama sebagai band. Dengan kebahagiaan bekerja bersama keluarga, tentu ada masanya dimana konflik muncul.
Perseteruan Barry dan Robin yang sama-sama merupakan lead singer membuat mereka sementara terpisah karena sikap keduanya yang emosional. Dengan berjalannya waktu, Robin kembali bergabung dalam trio, sebab ia juga merupakan pilar harmonisasi vokal The Bee Gees.
Mereka menyadari bahwa berkomunikasi secara terbuka serta penuh empati akan membantu sebuah keluarga tetap utuh dan jalan kesuksesan yang mereka raih. Lesson learned yah!
2. Berinovasi untuk merangkul pasar baru
The Bee Gees ingin dikenal sebagai band dengan genre musik yang beragam, bukan hanya satu genre musik saja. Dalam bisnis apapun, kita harus bisa untuk beradaptasi dengan segala perubahan yang ada. The Bee Gees mendorong kreativitas, eksperimen dan inovasi dalam karyanya sebab mereka mengalami masa dimana lagu mereka tidak bisa populer karena dianggap tidak terlalu relevan pada musik era pertengahan 1970-an.
The Bee Gees memiliki gagasan baru yang unik sehingga menjadi sebuah budaya baru yang tersebar dalam sistem sosial, atau biasa disebut dengan Difusi Inovasi. Teori yang dipopulerkan pada tahun 1964 oleh Everett Rogers ini mengemukakan bahwa inovasi dapat dikomunikasikan melalui beberapa saluran dengan jangka waktu tertentu. Dalam hal ini, Gibb bersaudara mengekspresikannya lewat gaya musik genre pop & soft rock menjadi disko & funk lewat lagu Staying Alive dan You Should Be Dancing.
Mereka menemukan suara baru sesuai dengan era yang ada, kembali merajai Billboard sekaligus merangkul target market baru, yaitu anak-anak muda. Things that every brand should do consistently and never give up with failure.
3. Mengubah krisis menjadi kesempatan emas
Dengan adanya transisi musik mereka sebelumnya, The Bee Gees dipercayai untuk membuat soundtrack film ‘Saturday Night’ yang dibintangi oleh John Travolta. Tak lama kemudian, salah satu lagu mereka ‘Jive talkin’ berhasil bertengger di puncak US Billboard’s Hot 100 pada tahun 1975.
Walaupun lagu-lagu tersebut sangat sukses, tahun 1979, muncul acara Disco Demolition Night dimana orang-orang meledakkan tumpukkan piringan hitam disko karena membenci musik disko. Meski The Bee Gees mengatakan bahwa musik mereka tidak spesifik pada genre disko, namun popularitas ‘Jive Talkin’ yang merupakan lagu disko memberikan imbas negatif terhadap The Bee Gees.
Lagu mereka tidak lagi diperbolehkan untuk mempromosikan lagu-lagu mereka di radio sehingga tiga bersaudara tersebut cukup sulit untuk meraih kesuksesan terhadap lagu-lagu baru mereka. Krisis pun tak dapat terelakkan lagi.
Namun, tiga bersaudara ini menyadari bahwa mereka memiliki kemampuan lain untuk tetap bertahan di industri, yaitu menulis lagu. Oleh karena itu, mereka bertekad mengubah jalur karir sementara menjadi song writer hingga krisis yang melanda mereka mereda. Barbara Streisand, Celine dion dan Diana Rose adalah sebagian kecil pesohor yang memiliki lagu hits karya The Bee Gees.
Pada akhirnya, The Bee Gees tetap berjaya. Reputasi mereka pun terselamatkan berkat deretan lagu yang diciptakan dan meneruskan legacy mereka ke generasi-generasi selanjutnya.
It’s an inspiring story on how we can manage our brand, from time to time with different markets as well as different issues. No matter where we are, their songs sing along inside us. Like now.