Alasan Kenapa AI Belum Bisa Gantikan Pekerjaan Manusia

AI atau artificial intelligence memiliki perkembangan yang pesat, membuat banyak lini bisnis mau tidak mau harus beradaptasi dengan AI. Apalagi, AI membuat pekerjaan menjadi lebih mudah dan cepat, sehingga perusahaan pun mendapat untung dari segi efisiensi operasional dan biaya.

Karena keunggulan AI yang segalanya menjadi serba otomatis, banyak orang akhirnya khawatir bahwa pekerjaan mereka akan tergantikan oleh AI. Sebut saja beberapa pekerjaan seperti penulis, desainer, bahkan profesi di bidang teknologi seperti programmer.

Namun sebenarnya, AI sendiri masih belum bisa menggantikan manusia, lho. Setidaknya, ada beberapa alasan yang mendasarinya, yaitu:

1. AI hanya bisa menghasilkan output berdasarkan data yang di-input

Cara kerja AI adalah dengan menghasilkan output berdasarkan data yang diterimanya. Jadi, AI tidak akan bisa mengusulkan atau menghasilkan sesuatu dengan pola, gaya, dan cara baru. Padahal, kreativitas dan inovasi merupakan salah satu aspek penting yang harus dimiliki karyawan untuk mengembangkan dan memajukan bisnis.

AI sendiri memiliki cara berpikir yang inside the box. AI tidak memiliki kemampuan untuk melakukan problem-solving. Hal ini berbeda dengan manusia yang bisa berpikir outside the box, membuat inovasi baru, dan menemukan solusi dari suatu masalah. 

2. AI tidak punya emosi

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, AI hanya bisa menghasilkan output berdasarkan data yang ia terima. Ini berarti, AI tidak memiliki perasaan atau emosi. Bayangkan beberapa pekerjaan yang membutuhkan empati dan perasaan dalam berhubungan seperti consultant, customer service, dan PR jika diisi oleh AI. Tentu akan sulit membangun koneksi yang kuat dengan klien atau pelanggan.

3. AI tidak punya soft-skill

Soft-skill seperti kerja sama tim, problem solving, creative thinking, hingga interpersonal skill tidak dimiliki oleh AI. Padahal, soft-skill merupakan keterampilan yang penting untuk dimiliki semua karyawan di tempat kerja.

4. Manusialah yang membuat AI

Penciptaan AI tak lepas dari andil manusia di dalamnya. AI diciptakan berdasarkan kode-kode yang disusun manusia. Selain itu, semua data dan informasi yang di-input ke AI agar bisa beroperasi juga dilakukan oleh manusia. Jadi tentunya, diperlukan peran manusia untuk mengembangkan AI.

5. AI masih belum akurat

Banyak output yang dihasilkan AI masih belum akurat dan memerlukan pemeriksaan fakta mengenai kebenarannya. Hal ini karena AI hanya bekerja berdasarkan data yang dimasukkan, jadi ia tidak mampu membedakan mana data yang akurat maupun tidak. Oleh karena itu, hindari meminta bantuan AI untuk beberapa hal, utamanya untuk hal yang memerlukan data yang berdasarkan fakta.

Sejatinya, AI memang diciptakan untuk membantu dan menyempurnakan pekerjaan manusia. Meskipun AI mampu mengerjakan berbagai tugas, hasil yang dikerjakan seringkali masih terbatas karena ia tidak memiliki kemampuan untuk berpikir secara rasional dan kreatif. Jadi, dibanding merasa khawatir akan kehadiran AI, cobalah untuk beradaptasi dengan AI dalam bekerja. 

Sebuah laporan oleh World Economic Forum memaparkan bahwa pada tahun 2025, akan ada 97 juta pekerjaan baru bekat AI. Oleh karena itu, yang harus menjadi fokus kita selanjutnya adalah bagaimana manusia bisa bekerja dengan AI, alih-alih berpikir bahwa AI akan menggantikan pekerjaan manusia.