Mengenal Husein Ja’far Al-Hadar dan Gaya Komunikasi Dakwahnya di YouTube

Nama Husein Ja’far mungkin sudah tak asing lagi terdengar di telinga kalian. Ia merupakan seorang da’i yang memanfaatkan Youtube sebagai media dakwahnya dengan nama channel Jeda Nulis. Ia juga terkenal karena kedekatannya dengan anak muda sehingga kerap dijuluki da’i milenial.

Husein Ja’far percaya bahwa ada cara yang lebih efektif untuk mengedukasi dan memberi dakwah kepada kaum muda dibanding menunggu mereka datang ke masjid untuk belajar agama. Akhirnya, ia pun memilih jalur media sosial untuk berdakwah kepada mereka.

Hingga kini, saluran YouTube-nya telah di-subscribe hingga 1,2 miliar pengguna per 13 April 2023. Keunikan dalam berdakwah menjadi daya tarik tersendiri. Ia menyajikan konten dakwah dengan mengikuti tren dan selera anak muda, dihias dan desain semenarik mungkin agar tak membosankan.

Selain jalur digital dan desain konten, ada hal lain yang berpengaruh besar terhadap efektivitas dakwahnya, yaitu gaya komunikasi. Lantas, bagaimana gaya komunikasi dakwah Husein Ja’far?

Mengenal Gaya Komunikasi Husein Ja’far

Gaya komunikasi merujuk pada penyampaian gaya bahasa yang dilakukan komunikan, mencakup verbal maupun nonverbal. Ada tiga bentuk gaya komunikasi, yaitu asertif, agresif, dan pasif.

Asertif merupakan bentuk gaya komunikasi di mana sang komunikator membuat pernyataan dengan pertimbangan perasaan, ide, dan harapan. Ia dapat berkomunikasi secara efektif dan aktif mendengarkan, tidak memberi label atau penilaian, serta jujur.

Sementara itu, gaya komunikasi agresif cenderung menyampaikan perasaannya mengenai apa yang diinginkan dan dipikirkan, tetapi seringkali mengabaikan hak dan perasaan orang lain. Gaya komunikasi ini cenderung sedikit mendengarkan dan memonopoli pembicaraan.

Yang terakhir, gaya komunikasi pasif adalah ketika komunikator tidak mengekspresikan perasaan, ide, dan harapannya. Ia cenderung selalu sepakat, ragu-ragu, dan tak pernah berbicara terlebih dahulu.

Berdasarkan analisis yang dilakukan Kodir & Rizkianto (2021) terhadap video ceramah Husein Ja’far yang berjudul “Agungnya meminta maaf dan memaafkan: Belajar dari Nabi dan Sahabat”, dihasilkan bahwa Husein Ja’far berdakwah dengan gaya bahasa yang sederhana, tidak menyinggung, tegas, serta didukung oleh volume, intonasi, dan gestur yang memperkuatnya.

Dalam hal ini, ia tidak menyampaikan pesan yang membuat pendengarnya tersinggung atau tersakiti atas perkataan yang diucapkannya. Ia juga bahkan memberikan pengharapan pada pendengar dakwahnya agar masalah mereka segera terselesaikan.

Lebih lanjut, ceramah yang dibangun Husein Ja’far lebih menekankan pada keinformatifan pesan dibanding pemberian label negatif pada kelompok tertentu. Ia menyampaikan pesan dengan menggunakan teknik bercerita (storytelling), sehingga pesan persuasinya terasa penuh kerendahan hati dan tidak agresif.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa Husein Ja’far memiliki gaya komunikasi asertif dengan menggunakan dakwah bil hikmah (dakwah dengan penyampaian yang bijaksana) dan mauidzah hasanah (memberi nasehat dengan bahasa yang baik) yang dikemas dengan teknik storytelling.

Gaya komunikasi dakwah Husein Ja’far terbukti ampuh dalam mempersuasi dan mempengaruhi kaum muda. Dalam video-videonya di YouTube, sebagian besar komentar bertendensi positif. Videonya juga mendapat likes dan viewers yang banyak bahkan hingga 1 miliar.

Habib Ja’far sapaan akrabnya juga aktif berdakwah melalui diskusi-diskusi ringan di platform Youtube dan Tiktok bersama sejumlah selebriti seperti Vincent Desta, Boris Bokir, Onadio Leonardo hingga tokoh agama lainnya.